Pemerintah negara bagian New South Wales (NSW) Australia memasang alat untuk mendeteksi keberadaan koala (GPS) dalam studi yang pertama kali dilakukan mengenai keberadaan binatang tersebut di kawasan Southern Highlands.

Jumlah koala di negara bagian tersebut semakin menurun dalam 20 tahun terakhir, dan diperkirakan bahwa hanya ada sekitar 200 koala di sana.

BACA JUGA: Terhenti 8 Tahun, Australia Selatan dan Jawa Barat Kembali Jalin Kemitraan

"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kejelasan mengenai konservasi yang dilakukan untuk melestarikan salah satu binatang paling terkenal di Australia ini." kata Menteri Lingkungan NSW Mark Speakman dalam sebuah pernyataan.


Koala bernama Foxtrot sudah dipasang GPS mini sehingga pergerakannya bisa diketahui. (ABC News: Nick McLaren )

BACA JUGA: SBY: Australia Akan Mendapat Manfaat Dari Pertumbuhan Kelas Menengah di Indonesia

 

Sekitar 20 koala sekarang sudah dipasang dengan GPS mini, dalam proyek bernilai $ 155 ribu (sekitar Rp 15 miliar).

BACA JUGA: Selandia Baru Tambahkan Rancangan Bendera Kelima

Dengan adanya GPS, para peneliti bisa mengetahui berapa jumlah koala yang ada, apa yang mereka makan, dan dimana saja pergerakan mereka.

"Informasi ini akan memberikan kota praja dan pihak lainnya berbagai informasi mengenai ijin peruntukkan penggunaan lahan." kata Speakman.

Alat yang dipasang di leher koala tersebut akan dipasang seluruhnya bulan depan, dan data yang ada akan membuat para peneliti bisa mengetahui keberadaan koloni koala.

Proyek ini dibuat setelah kebakaran besar melanda daerah Yerrinbool-Balmoral (daerah sekitar 100 km dari Sydney) di tahun 2013 yang menyebabkan banyaknya kematian koala dan yang bertahan hidup harus pindah ke tempat lain.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peter Dutton: Kebijakan Pencari Suaka Australia Tidak Berubah

Berita Terkait