jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan tak mau sembarangan dalam mengusung bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk Pemilu 2019. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menggembleng para calegnya dengan berbagai materi agar benar-benar berkualitas.
Pembekalan itu juga diberikan kepada bacaleg PDIP berlatar belakang artis. Ada Andre Hehanusa, Angel Karamoy, Chica Koeswoyo, Harvey Malioholo, Ian Kasela, Jeffry Waworuntu, Krisdayanti, Kirana Larasati, Lita Zen, Sari Koeswoyo dan Tina Toon yang ikut pembekalan bersama ratusan caleg PDIP di Jakarta, Senin (30/7).
BACA JUGA: Hasto: Kudatuli Rekayasa Politik Membungkam Demokrasi
Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, hal penting yang ditekankan dalam pembekalan itu adalah cita-cita Trisakti yang disuarakan Bung Karno, terutama soal kepribadian di bidang budaya. Karena itu, PDIP berupaya memastikan para bacaleg berlatar belakang artis juga paham betul soal ideologi partai pemenang Pemilu 2014 itu.
“Bung Karno mengatakan Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan, yakni kebudayaan kita. Bukan kebudayaan Amerika, Eropa, India, Arab, China. Tapi Indonesia sebagai taman sarinya kebudayaan-kebudayaan besar dunia yang dibumikan dalam kepribadian bangsa Indonesia,” kata Hasto saat menyampaikan pembekalan yang digelar di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/7).
BACA JUGA: PDIP Jatim Peringati Kudatuli di Posko Bersejarah
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama para bacaleg partainya yang berlatar belakang artis saat acara pembekalan di Jakarta, Senin (30/7). Foto: DPP PDIP for JPNN
Menurut Hasto, partainya terus melakukan kaderisasi sebagai ikhtiar untuk membangun watak kesadaran akan kebudayaan Indonesia. Prinsip itu pula yang diterapkan kepada para artis yang kini menjadi bakal caleg PDIP.
BACA JUGA: Isu Kudatuli jadi Ritual PDIP Sejak SBY Mengalahkan Mega
Hasto lantas menceritakan sejarah kaderisasi partai nasionalis berlambang kepala banteng itu. Menurutnya, PDIP yang sebelumnya bernama PDI baru bisa melakukan kaderisasi pasca-reformasi 1998.
Sebelumnya, PDI selama 32 sebelum reformasi berada dalam tekanan penguasa Orde Baru. Hasto menuturkan, Megawati saat masuk PDI pada 1986 dan terpilih menjadi anggota DPR pada Pemilu 1987 langsung melakukan safari politik ke berbagai daerah.
“Beliau (Megawati, red) ke daerah-daerah dan berjuang agar tenggorakan rakyat yang selama ini tersumbat bisa bersuara kembali,” kata Hasto membakar semangat para bacaleg PDIP agar gigih sebagaimana Megawati merangkul rakyat.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komarudin Watubun: SBY Peragu, Jangan Bawa Nama Bu Mega
Redaktur : Tim Redaksi