Jurus Kang Emil agar Teh Jabar Kian Tenar

Sabtu, 03 Agustus 2019 – 15:30 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (berpeci) saat menghadiri Bandung Tea Festival di Gedung Sate, Jumat (2/8). Foto: Humas Pemprov Jabar for Jabar Ekspres

jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meyakini teh hasil perkebunan di daerahnya bisa kondang di mancanegara. Hanya saja, harus ada upaya promosi agar branding teh asal Jabar makin terkenal.

Dalam rangka mempromosikan teh itu pula Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menggelar Bandung Tea Festival di halaman Gedung Sate, 2-3 Agustus 2019. Event tahunan itu sudah memasuki penyelenggaraan hingga ke-16 kalinya.

BACA JUGA: Sekda Jabar jadi Tersangka Kasus Meikarta, Ridwan Kamil: Hormati Prosesnya

’’Itu dilakukan, untuk mencari cara agar produk perkebunan tersebut dapat diterima oleh masyarakat, khususnya generasi milienial yang dewasa ini lebih memilih menikmati kopi daripada teh,’’kata Ridwan Kamil.

Gubernur yang akrab disapa dengan panggilan Kang Emil itu menjelaskan, untuk membuat teh asal Jabar makin diterima maka asosiasi atau petani teh harus berinovasi. Salah satunya melalui branding.

BACA JUGA: Pemprov Jabar Segera Merevitalisasi Infrastruktur di Depok, Ini Rinciannya

“Saran saya asosiasi teh Jabar petaninya berkumpul membranding gaya hidup ya, karena gaya hidup teh di milenial kurang dibandingkan kopi,” kata Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, di luar negeri budaya minum teh kian meningkat. Akan tetapi, di Indonesia khususnya Jabar justru peluang yang ada belum dioptimalkan.

BACA JUGA: Potensi Zakat di Jabar Sebesar Rp 26,8 Triliun

“Jadi, saya menawarkan diri jadi sales industri teh Jabar karena setelah keliling Eropa. Ternyata teh trennya naik sebenarnya, tetapi di Indonesia belum mengoptimalkan peluangnya,” katanya.

Untuk itu, Kang Emil berpesan kepada asosiasi petani teh di Jabar agar membangun dan membesarkan produk yang dihasilkan. Dengan begitu teh dari provinsi berpenduduk terbesar di Indonesia itu juga bisa menandingi kopi asal Jabar yang telah diakui di level internasional.

“Teh juga dapat menjadi menu yang ditawarkan kepada konsumen selayaknya kopi seiring menjamurnya kafe-kafe belakangan ini,’’ kata dia. “Justru itu butuh dorongan di mana ada kopi berdampingan sama teh istilahnya suami istri.”

Emil menambahkan, penduduk Eropa biasanya meminum teh yang dicampur susu. Ternyata di Jabar ada beberapa yang belum sesuai prosesnya.

“Kita akan memperbaiki agar dapat menembus pasar ekpor yang lebih besar. Karena teh Jabar yang white tea ternyata pada segmen tertentu di Eropa dihargai mahal sekali Rp 800 ribu per kilo,” katanya.

Emil menambahkan, pihaknya akan kedatangan produsen teh asal Inggris yaitu Finlays untuk berkeliling ke perkebunan teh yang ada di Jabar pada bulan depan. Selain itu, Emil juga akan menyertakan menu teh pada kafe di Australia yang akan dibuka dalam waktu dekat.

“Kemarin dimulai dengan ngetes kopi Jabar gratis di sana. Saya titipkan setengah kafe jualan teh juga. Orang bisa ada pilihan kopi dan teh,” katanya.

Sebetulnya potensi teh di Jabar cukub banyak. Lahan-lahan perkebunan teh di Jabar saat ini terdapat di Rancabali, Malabar, Sukawana, Gunung Mas, Cianten, Cikuya dan Bukit Kecapi.

Hanya saja, komoditas itu sekarang mengalami penurunan. Menurut Kepala Dinas Perkebunan Jabar Dodi firman Nugraha, penurunan itu disebabkan oleh banyaknya perkebunan teh milik rakyat tidak produktif lagi.

Padahal, kata Dodi, kualitas teh asal Jabar sebetulnya sudah dikenal di dunia. Dia mengatakan, produk teh asal Jabar dari sejumlah perkebunan tersebut sudah memberikan nilai ekspor ke mancanegara, terutama ke negara-negara Asia, Amerika dan Eropa.

’’Hasil produksi teh Jabar masih sebagai menyumbangkan 80 persen kebutuhan teh nasional. Namun, untuk mengahasilkan teh berkualitas terbai dibutuhkan pengolaan yang benar,’’ kata dia di sela acara Bandung Tea Festival.

Karena itu Dodi menegaskan, peningkatan kualitas teh Jabar menjadi pekerjaan rumah dinas yang dia pimpin. Untuk itu, pihaknya akan mendorong agar pengelolaan teh menghasilkan kualitas terbaik.

Dia menuturkan, salah satu yang harus dibenahi penyelesaian akhir produk teh di level petani. Karena itu harus ada pembinaan terhadap para petani.

“Perlu melakukan konsolidasi dengan para pelaku perkebunan teh di Jabar. Hal ini sebagai ajakan kepada asosiasi petani teh untuk memberikan nilai tambah bagi produk perkebunannya,’’ kata dia.

Dodi menambahkan, untuk memasyarakatkan teh asal Jabar pihaknya ajan terus menyosialisasikan melalui even tahunan Bandung Tea Festival. ”Ini semua kami kumpulkan pelaku teh di Jabar, difasilitasi untuk meningkatkan produk atau hasil dari petani kita,” kata dia.(yan/jabarekspres/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilaporkan ke PN Jakarta, Ridwan Kamil: Saya Akan Cek ke Biro Hukum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler