jpnn.com, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) Suku Dinas Pendidikan setempatn dalam rangka mencegah pelajar mengikuti aksi unjuk rasa.
Untuk itu, kedua pihak menggelar pertemuan di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat (16/10). Pertemuan itu juga dihadiri pada kepala sekolah tingkat SMP dan SMA se-Jaksel.
BACA JUGA: Polda Pastikan Tak Ada Kaitan SKCK dengan Pelajar Demo
"Kami berdiskusi tentang keterlibatan adik-adik SMA, SMP yg ikut dalam kegiatan demo yang akhir-akhir ini marak terjadi," ujar Wakapolres Jaksel AKBP Antonius Agus Rahmanto kepada wartawan, Jumat (16/10).
Antonius mengungkapkan, polisi mengamankan 288 pelajar dalam dua gelombang aksi pada 8 dan 13 Oktober lalu. Menurutnya, dari jumlah itu ada 57 pelajar yang tercatat sebagai murid di 28 sekolah di wilayah Jaksel.
BACA JUGA: Kata Anies Baswedan soal Polemik Hukuman bagi Pelajar Ikut Demo Tolak Cipta Kerja
"Data yang ada kami amankan kemarin di dua unjuk rasa ada 288 siswa, ada 57 yang terdata murid di Jaksel dari 28 sekolah SMA dan SMP," tuturnya.
Menurut Antonius, para pelajar itu hanya ikut-ikutan demo tanpa tahu hal yang diprotes.
BACA JUGA: Pembelaan KPAI untuk Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja
"Sebagian besar kemarin yang kami bina, kami rapid test, kami tunggu orang tuanya. Rata-rata enggak paham apa yang mereka lakukan, mereka tahunya melempar-lempar," katanya.
Sementara Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Selatan Joko Sugiarto mengharapkan ke depan kerja sama dengan kepolisian itu makin meningkat.
"Kami harap ke depan kerja sama lebih ditingkatkan. H-1 sebelum demo kami sudah berikan woro-woro (pemberitahuan, red) kepada sekolah-sekolah. Kami juga berkomunikasi dengan pihak kepolisian," kata Sugiarto.(mcr3/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama