jpnn.com, BANDUNG - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) bicara tentang pelaksanaan Pemilu 2024.
Dia mengingatkan seluruh pengurus PMI untuk tidak memihak dan wajib bersikap netral.
BACA JUGA: Yusril Juga Mengajukan Uji Formal dan Materiel Terkait Hal ini ke MA
JK mengingatkan pengurus PMI hanya boleh berpihak pada persoalan yang menyangkut hal kemanusiaan.
Demikian dikemukakannya usai melantik Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Provinsi Jawa Barat Periode 2021-2026 di Gedung Sate Bandung, Senin (18/10).
BACA JUGA: Herzaky Sindir Yusril, Pure Ingatkan dengan Peribahasa Buruk Muka Cermin Dibelah
“Posisi PMI termasuk netralitas atau tidak memihak, itu juga berlaku pada Pemilu 2024 nanti."
"Posisi PMI akan netral kepada siapa pun yang maju, tetapi akan berpihak jika ada masalah (kemanusiaan),” kata JK dalam keterangannya.
BACA JUGA: Pemerintah Bisa Coba Cara ini Untuk Menekan Angka Perokok, Terbukti Efektif
Netralitas PMI tersebut, lanjutnya, merupakan kekuatan absolut dari organisasi yang bergerak di sektor sosial dan kemanusiaan tersebut.
PMI tidak boleh bertindak diskriminatif dan harus berkomitmen dalam mengatasi masalah terkait sosial dan kemanusiaan pada momentum pemilihan presiden, katanya.
PMI akan selalu berada di posisi tengah dan siaga untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di situasi bencana, ujar JK.
“PMI akan selalu siap membantu setiap terjadi bencana, jika terjadi kesulitan kemanusiaan,” ucapnya.
Jusuf Kalla mengingatkan Dewan Kehormatan PMI untuk selalu menjaga marwah PMI dan tidak segan-segan untuk menegur pengurus dan sukarelawan yang melenceng dari visi, misi dan tugas utama PMI.
Terkait kondisi krisis pandemi COVID-19 yang masih dihadapi banyak negara, JK mengatakan PMI terus bekerja menyukseskan program vaksinasi kepada seluruh masyarakat.
“Pekan ini PMI akan kembali memulai vaksinasi dengan target 2.000.000 penduduk di Indonesia. Kita mulai di Yogyakarta dan saya sudah buka minggu lalu,” katanya.
Masyarakat dan pemerintah tidak boleh lengah dalam menghadapi pandemi COVID-19, meskipun terjadi penurunan kasus penularan di Indonesia, katanya.
“Tidak mau seperti banyak negara lainnya seperti China, Vietnam, Malaysia, dan Singapura, yang akhir-akhir ini memperlihatkan penambahan kasus positif COVID-19,” pungkas JK.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang