jpnn.com - JAKARTA - Reshuffle atau kocok ulang Kabinet Kerja kemungkinan akan terjadi. Alasan pertama adalah karena Presiden Joko Widodo mengabaikan peringatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang sejumlah nama menteri yang terkait korupsi.
Selain itu, masih ada faktor pendorong lain, yakni kinerja.
BACA JUGA: Yohana Yambise tak Tahu Siapa yang Meneleponnya
“Banyak menteri yang tak punya rekor di bidangnya. Terasa akomodasi politik lebih dipentingkan,” ujar pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA.
“Beberapa nama dari parpol pendukung tak dikenal punya track record di bidangnya. Mereka tak punya success stories di bidang itu,” sambungnya.
BACA JUGA: Lukman Menag, Bukti Kubu Romi Menang
Tekanan publik pada menteri-menteri tanpa catatan kinerja ini akan kencang sekali. Belum lagi, pengawasan ketat akan datang dari DPR RI yang dikuasai kubu Koalisi Merah Putih.
“Untuk menjaga kinerja secara menyeluruh, para menteri yang tak punya rekor di bidangnya itu rentan di-reshufle di kemudian hari,” demikian Denny JA. (dem/RMOL)
BACA JUGA: Yasona Disanjung Koleganya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Pratikno Didukung Penuh Civitas UGM
Redaktur : Tim Redaksi