Kaca Antipeluru untuk Gedung DPR Hanya Buang-Buang Duit

Selasa, 23 Oktober 2018 – 19:09 WIB
Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni kunjungan kerja pada masa reses di kawasan Koja, Jakarta Utara. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan, kasus peluru nyasar ke gedung DPR tidak seharusnya dibesar-besarkan. Apalagi mengaitkannya dengan pemilihan anggota legislatif dan presiden tahun depan.

Sahroni meminta insiden ini ditanggapi secara proporsional. “Jangan ada yang menggoreng isu ini, kita sudah terlalu sering menganggap hal-hal kecil menjadi lebih besar dan tak terkendali. Peluru nyasar ini bisa memicu prasangka yang besar,” ungkap Sahroni, Selasa (23/10).

BACA JUGA: Kata Bamsoet Usai Pantau Rekonstruksi Penembakan Gedung DPR

Politikus Partai NasDem itu mengatakan, kejadian tersebut murni ketidaksengajaan. Penyebabnya juga sudah jelas, yakni kelalaian para tersangka saat sedang berlatih tembak reaksi di Lapangan Tembak Perbakin, Senayan.

Sebagai anggota Komisi III, yang juga aktif mengikuti latihan menembak, Sahrobi akan mengangkat isu ini untuk mempertanyakan kinerja Perbakin.

BACA JUGA: Penembak Gedung DPR Sejak April Ikut Sertifikasi

"Saya juga kebetulan aktif mengikuti latihan menembak, sehingga saya paham betul apa yang menyebabkan sehingga peristiwa peluru nyasar tersebut bisa terjadi," ujar Sahroni.

Dia mengatakan bagi yang belum paham kenapa bisa sampai terjadi kasus peluru nyasar itu, bisa menemuinya untuk mendapatkan penjelasan. "Apalagi yang masih bilang penembakan gedung DPR itu disengaja, ayo berhadapan sama saya," kata Sahroni.

BACA JUGA: Respons Ketua Perbakin Soal Kasus Peluru Nyasar ke DPR

Karena itu, Sahroni tidak tertarik untuk larut dalam wacana relokasi lapangan tembak. Menurut dia, sebelum berdebat apakah lapangan tembak perlu direlokasi atau tidak.

Lebih baik pikirkan dulu apakah ternyata standar operasional prosedurnya yang harus dirombak total atau diperkuat, atau memang kepengurusan Perbakin harus direstrukturisasi. "Kita coba evaluasi bersama," ungkapnya.

Sahroni juga tidak terlalu berminat dengan ide melapisi kaca di gedung DPR dengan kaca antipeluru. Selain hanya akan membebani APBN, sistem yang ada belum dibenahi. Kalaupun kaca DPR dilapisi antipeluru, insiden yang sama akan tetap berulang dalam bentuk lain.

"Kita harus memastikan terlebih dahulu sistem yang ada diperbakin sudah baik. Perbakin harus membuat SOP yang lebih tegas lagi. Solusi kaca anti peluru untuk gedung DPR hanya buang-buang APBN,” katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapangan Tembak Tertutup Lebih Aman untuk Latihan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler