jpnn.com - BUKAN hanya pemerintah dan beberapa pemda yang sibuk memanfaatkan momen Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016 mendatang untuk menggaet wisatawan. Sejumlah masyarakat sudah mempersiapkan momen langka ini.
Salah satunya yang dilakukan oleh Komunitas Astronomi 'Imah Noong' yang membuat kacamatan matahari super besar yang saat ini sudah hampir rampung. Kacamata tersebut kini tinggal dipasangi filter yang nanti akan dikerjakan di Bangka karena akan langsung digunakan untuk pengamatan.
BACA JUGA: Cerita Komunitas Langit Selatan Menyambut Gerhana Matahari Total
Hendrik Kaparyadi, Lembang
Komunitas Imah Noong yang berlokasi di RT 2 RW 12 Kampung Areng Desa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tampak berbeda sepekan terakhir ini.
BACA JUGA: Ironi Naga Mekes jadi Naga Loyo
Mereka terlihat sibuk melakukan pengerjaan kacamata besar ini dalam menyambut fenomena alam yang luar biasa. Pengelola Imah Noong, Hendro Setyanto mengungkapkan, dirinya bersama 14 orang tim dari Imah Noong ini melakukan pengerjaan kacamata ini yang akan dikirim ke Bangka.
Pemberangkatan dilakukan pada Minggu (6/3) ini dengan turut membawa kacamata matahari terbesar tersebut.
BACA JUGA: Kisah Kuli yang Kini jadi Bos
"Kami berangkat ke Bangka untuk pengamatan langsung di sana menggunakan kacamata besar ini. Saat ini, hanya tinggal dipasang filternya. Di sini kami akan mencoba dulu kekuatan struktur dan penopang kacamatanya," ungkap Hendro di Lembang, kemarin.
Bangka dipilih menjadi tempat pengamatan GMT karena lokasinya cukup dekat dengan Bandung, serta ongkos transportasinya cukup murah. Pengamatan akan dilaksanakan di Pantai Terentang Bangka yang menghadap ke arah matahari terbit.
Pengamatan, selain dilakukan oleh komunitas Imah Noong, juga akan diikuti oleh para wisatawan domestik dan mancanegara seperti dari Jepang, Malaysia, Cina, Prancis dan lainnya. Mereka dipersilahkan untuk membubuhi tandatangannya atau bisa untuk berselfie di kacamata tersebut.
"Kacamata matahari ini berukuran panjang 960 centimeter dan lebar 60 centimeter. Kacamata hanya menggunakan satu bingkai, tetapi memiliki sembilan lubang kacamata. Di setiap lubang dipasangi filter berbahan black polimer neutral density (ND)-5. Kacamata matahari raksasa itu dapat digunakan oleh sekitar 45 orang," ujarnya.
Hendro menyebutkan, pembuatan kacamata ini menghabiskan biaya sekitar Rp 60 juta. Yang mahal terdapat pada penggunaan bahan akrilik sebagai bingkai kacamatanya, ditambah dengan harga filter yang mencapai Rp15 juta.
Mereka akan mengupayakan agar kacamata matahari terbesar ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebab sampai saat ini belum pernah ada seorang pun yang pernah membuat kacamata seperti ini.
"Kalau jadi rekor MURI, ini berarti jadi rekor kedua bagi saya, karena sebelumnya saya pernah mendapat rekor untuk observatorium keliling pertama di Indonesia pada 2009. Saat itu mobil dimodifikasi jadi sedemikian rupa agar bisa memuat alat-alat astronomi yang langsung dikendarai saya," tuturnya.
Selain kacamata matahari terbesar, kata dia, tim peneliti Imah Noong juga akan membawa alat-alat pengamatan lain seperti teleskop hidrogen alfa dan kamera. Dengan banyaknya alat pengamatan ini, Hendro berharap masyarakat bisa menikmati GMT dengan aman. "Kami ingin memberikan alat yang mampu membuat orang-orang terkejut,” pungkasnya.***
BACA ARTIKEL LAINNYA... MENGHARUKAN: Ayah Angkat Jokowi dapat Hadiah Mobil
Redaktur : Tim Redaksi