jpnn.com - JAKARTA - Maski belum ada komunikasi antara fraksi, Ketua Komisi II DPR Agung Gunanjar menyatakan celah untuk dibentuknya panitia khusus guna mengungkap kecurangan pemilu presiden tetap ada. Salah satunya adalah proses rekapitulasi suara dari tingkatan TPS hingga nasional.
"Tentu ada celah ke arah sana (Pansus). Seperti misalkan, bagaimana sesungguhnya proses perhitungan itu terjadi," kata Agung di Gedung MPR RI Jakarta, Kamis (14/8).
BACA JUGA: Saksi di Sidang Anas Ungkap Kedekatan Nazaruddin dengan Marzuki
Menurut pria yang juga ketua DPD Golkar itu, proses publikasi formulir C1 memang sudah transparan. Hanya pergerakan angka dari TPS ke PPS, PPS ke PPK dinilainya masih harus diklarifikasi.
"Tapi, problem utamanya adalah, buat kita semua, supaya sejumlah hal yang masih mengganjal seperti itu harus segera diselesaikan," jelasnya.
BACA JUGA: Politikus Gerindra Ingin Busyro Tetap di KPK
Dia mencontohkan celah lain untuk membentuk Pansus Pilpres sebagaimana terjadi pada pemilu 2009 lalu. Saat itu juga ada gugatan ke Mahkamah Konstitusi namun yang menang tetap Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
"Tapi kan tetap rakyat masih curiga ada praktek-praktek kecurangan, toh dibentuk kan pansus. Makannya saya menggagas pansus pilpres jilid II karena itu, jilid pertama itu pansus DPT," ujarnya.
BACA JUGA: Kesaksian Angie Pojokkan Nazar, Bela Anas
Nah, dalam kasus sekarang, Pansus yang dibentuk adalah pansus rekapitulasi suara yang memerlukan proses audit baik pendanaan maupun sistem IT-nya.
"Bagaimana menguploadnya, terukur tidak. Tapi, kalau memang di MK keputusannya secara politis dianggap terjawab semua ya kita tunggu saja," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus Gerindra Tetap Suarakan Pansus Pilpres
Redaktur : Tim Redaksi