jpnn.com, BERAU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur telah menargetkan luas lahan kelapa sawit pada 2018 mencapai 1,6 juta hektare.
Sedangkan produksi ditargetkan mencapai 18 juta ton tandan buah segar (TBS).
BACA JUGA: Arab Saudi dan Rusia Minati Ikan Beku Kaltara
Namun, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Berau menilai, target tersebut terlalu tinggi.
Sebab, harga crude palm oil (CPO) mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
BACA JUGA: Semana Santa Tingkatkan Pariwisata di NTT
Wakil Ketua Bidang Organisasi Kadin Berau Rayendra Hermawan mengatakan, harga CPO yang menurun akan membuat perusahaan di Berau maupun di luar berpikir ulang untuk menambah luasan areal sawitnya.
Di sisi lain, lahan kosong di Berau masih sangat luas.
BACA JUGA: Dampak Sosial Besar, Permen KLHK P.17/2017 Bisa Digugat
Namun, lahan itu tidak berbentuk hamparan, melainkan hanya berupa titik-titik atau spot.
“Tentunya hal itu juga akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perusahan sawit. Karena apabila mereka memaksakan menggunakan lahan yang berupa spot-spot tadi, maka perkembangan bisnisnya juga akan lambat,” katanya sebagaimana dilansir Berau Post, Minggu (16/4).
Meski begitu, Rayendra juga tidak memungkiri target itu bisa tercapai pada 2018.
Syaratnya, rencana tata ruang wilayah (RTRW), khususnya Kabupaten Berau yang menjadi salah satu daerah dengan lahan kelapa sawit cukup luas di Kaltim bisa ditetapkan.
“Terlebih kawasan industri yang ada di Berau juga telah dicanangkan pemerintah untuk segera dibangun Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ) yang saat ini mungkin masih dipertimbangkan,” tuturnya. (arp/app)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Investasi, PGN Tambah Pasokan Gas
Redaktur & Reporter : Ragil