Kadin Usul Kenaikan Upah Buruh Cukup Tiga Tahun Sekali

Senin, 30 April 2018 – 07:07 WIB
Demo buruh. Foto: JPNN

jpnn.com, BOGOR - Jelang Hari Buruh Internasional 1 Mei 2018 alias May Day, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Bogor, Jabar, Erik Suganda mempersoalkan masalah kenaikan upah.

Dia menilai, kenaikan upah dari tahun ke tahun, dianggap tak relevan. Sekalipun naik, harus realistis dengan kemampuan perusahaan. Kondisi ekonomi yang tak stabil, menjadi dasar pengusaha sulit memenuhi tuntutan buruh.

BACA JUGA: Forum Honorer K2 Sudah Bicara Demo Susulan

Erik Suganda menegaskan, kenaikan upah mestinya tidak setiap tahun. “Idealnya tiga tahun sekali,” ucapnya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).

Menurutnya, jika situasi ekonomi perusahaan sedang baik maka upah bisa menyesuaikan. “Kalau tiba-tiba down bagaimana ? Yang ada malah banyak PHK nantinya,” kata Erik.

BACA JUGA: Serikat Buruh Juga Suarakan Nasib Honorer di May Day

Terkait dengan program upah padat karya yang tengah digaungkan pemerintah, Erik menanggapinya santai. Menurutnya, hal itu hanya stimulan beberapa waktu untuk memberikan suntikan dana kepada para pekerja yang tidak mampu. Mereka bisa ditingkatkan daya belinya dengan upah padat karya. “Jangan dihapus juga. Saya kurang setuju,” katanya.

Mengenai outsorching dan pegawai kontrak, Erik sangat setuju sistem itu. Terkait kebijakan cuti 12 hari dalam setahun, Erik mengaku tidak mempermasalahkannya.

BACA JUGA: Buruh Sebaiknya Rayakan May Day di Daerah Masing-masing

Ketua Kadin Kabupaten Bogor, Rudi Ferdian cukup kebingungan menanggapi beberapa tuntutan buruh itu. Menurutnya, permintaan upah dengan nominal minimal Rp5 juta dianggap tidak realistis.

Pimpinan PT. Mulyagiri itu mengatakan, bahwa masing-masing buruh sudah pasti mengetahui kadar kemampuan perusahaannya dalam memberi upah. “Tak harus semua sama rata. Jadi pengusaha yang kecil, tak mungkin lah bisa bayar itu. Kecuali pengusaha yang sudah maju, mapan ya no problem,” terangnya.

Kalau pun permintaan itu terpaksa dipenuhi seluruh perusahaan, maka akan ada yang kolaps lantaran tidak sanggup memenuhinya. Untuk itu, ia meminta masing-masing pengusaha melakukan komunikasi dengan para buruh,terutama jelang May Day ini. Sehingga, mendapat pengertian kondisi keuangan terkini.

Menurut Rudi, jika upah buruh terus melonjak, bakal banyak pengusaha yang berpindah lokasi investasi dari Bogor ke daerah lain seperti Sukabumi ataupun Cianjur. “Malah, sudah banyak juga yang lari ke luar negeri. Ada yang pindah ke Vietnam,” tuturnya. (cr3/fik/d)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo Buruh 1 Mei Usung Tiga Isu Utama


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler