jpnn.com - DALAM kisah pewayangan banyak episode mengenai perkawinan para ksatria yang dibumbui dengan persaingan cinta yang kemudian berujung pada perang antar-saudara.
Salah satu kisah yang sering dimainkan dalam pertunjukan wayang kulit ialah cerita perkawinan Gatotkaca dengan Dewi Pregiwa yang diwarnai konflik dan perang antara Kurawa melawan Pandawa.
BACA JUGA: Ibu Negara
Alkisah, Gatotkaca jatuh cinta kepada anak perempuan Arjuna itu. Arjuna sebagai kesatria penengah Pandawa merupakan paman bagi Gatotkaca.
Ayah Gatotkaca, Werkudara, adalah Pandawa nomor dua yang berarti kakak kandung langsung Arjuna. Pandawa pertama ialah Puntadewa atau Yudistira yang juga raja utama Kerajaan Amarta.
BACA JUGA: Pilot Demokrasi
Adapun dua adik bungsu Arjuna ialah si kembar Nakula dan Sadewa. Pandawa memimpin Kerajaan Amarta yang bermusuhan dengan Kerajaan Astina di bawah Prabu Duryudana bersama 99 saudara lainnya.
Kedua kerajaan itu berasal dari kakek yang sama, tetapi selalu bermusuhan. Dua kerajaan itu diramalkan terlibat peperangan dahsyat dan mengerikan yang disebut sebagai Bharatayudha.
BACA JUGA: Politik Ganjen
Kisah Gatotkaca Krama atau Gatotkaca Menikah adalah bagian dari konflik panjang kedua kerajaan. Arjuna setuju Pregiwa menikah dengan Gatotkaca. Lamaran sudah diterima dan hari pernikahan sudah ditetapkan.
Namun, diam-diam Raden Lesmana Mandrakumara, putra Prabu Duryudana dari Astina, juga mencintai Pregiwa dan ingin menikahinya.
Lesmana menangis meminta Prabu Duryudana melamar Pregiwa untuknya. Duryudana kemudian meminta Pendeta Durna memisahkan Gatotkaca dari Pregiwa.
Durna adalah guru yang sangat dihormati oleh Arjuna. Sebagai murid Durna, Arjuna selalu menuruti perintah gurunya.
Akan tetapi, Durna tidak mau memisahkan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dan sudah siap menikah itu.
Patih Sangkuni, perdana menteri Astina, membujuk Durna dengan mengatakan jika Pregiwa sampai menjadi menantu Duryudana, hubungan kekeluargaan dengan Amarta akan makin dekat dan Bharatayudha bisa dihindari.
Pendeta Durna yang terbujuk oleh muslihat Sangkuni pun meminta perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa dibatalkan.
Durna mempergunakan ramuan obat-obatan untuk menghilangkan kesadaran Arjuna sehingga tokoh penting dalam babad Mahabharata itu membatalkan lamaran Gatotkaca, lalu menerima pinangan Lesmana.
Gatotkaca patah hati dan hendak bunuh diri. Datanglah Prabu Kresna, penasihat spiritual dan militer Pandawa yang mencium konspirasi jahat Sengkuni dan Durna.
Kresna kemudian menyusun rencana menyelundupkan Gatotkaca ke keputren untuk menculik Pregiwa. Gatotkaca berhasil menculik dan membawa lari Pregiwa.
Pada saat bersamaan Raden Anoman, kera sakti pendukung Pandawa, diselundupkan ke keputren dengan mengubah wajah menjadi Pregiwa. Ketika waktu pernikahan tiba, Lesmana gembira bisa menadapatkan Pregiwa.
Namun, betapa kagetnya Lesmana ketika berdua di dalam kamar justru melihat Pregiwa berubah wujud menjadi Anoman. Lesmana dihajar oleh si kera putih itu hingga lari tunggang-langgang.
Akhirnya Gatotkaca berhasil mempersunting Pregiwa dan menikahinya. Pernikahannya dirayakan dengan pesta 7 hari 7 malam.
Prabu Duryudana sangat kecewa dan marah. Ia menyimpan dendam yang sangat besar terhadap Pandawa, terutama Werkudara alias Bratasena.
Duryudana menganggap ayah Gatotkaca itu sebagai musuh bebuyutannya. Kelak dalam perang Bharatayudha Duryudana terlibat duel satu lawan satu melawan Bratasena.
Duryudana tewas dengan paha sempal karena dihantam palugada milik Bratasena.
Hari ini (10/12), masyarakat Indonesia menyaksikan pernikahan anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono.
Joko Widodo ibarat raja, sedangkan Kaesang laksana sang pangeran bungsu. Ritual pernikahan sesuai adat keraton, sedangan resepsinya diselenggarakan di Pura Mangkunegaran, Solo.
Kaesang bukan Gatotkaca. Tidak ada perang tanding untuk memperebutkan Erina Gudono.
Namun, kisah cinta Kaesang dengan beberapa wanita sebelum Erina layak menjadi episode tersendiri dengan judul 'Kaesang Krama’.
Dalam tradisi Jawa, upacara menikahkan anak adalah simbol yang menunjukkan kebesaran dan pengaruh keluarga. Makin meriah pesta perkawinan, kian besar pengaruh si empunya gawe.
Makin banyak tamu yang datang, kian tinggi gengsi tuan rumah. Makin panjang jalan yang macet, kian hebat reputasi si pemilik hajatan.
Pesta perkawinan bisa diselenggarakan sampai tujuh hari tujuh malam. Berbagai jenis pertunjukan dipertontonkan, mulai dari wayang kulit, tayuban, sampai dangdutan.
Tradisi Jawa tidak biasa membedakan urusan pribadi dengan urusan dinas. Maka, para pegawai di kantor akan dilibatkan sebagai panitia mantenan.
Kalau seorang lurah punya gawe mantu, maka carik, kebayan, dan semua perangkat desa akan dilibatkan sebagai panitia, sekaligus menjadi petugas terima tamu.
Para pejabat desa itu akan didandani dengan pakaian tradisional bersama istrinya, lalu harus berdiri berjam-jam berjejer membentuk barisan untuk menerima para tamu yang datang. Makin banyak perangkat desa yang menjadi panitia, makin hebatlah sang kepala desa.
Fasilitas desa pun sering dipakai untuk kepentingan pernikahan. Kadang mobil atau motor dan fasilitas lain dipakai untuk kepentingan berbagai urusan.
Praktik semacam ini dianggap sebagai hal yang lumrah. Inilah yang oleh budayawan Umar Kayam disebut sebagai cikal bakal korupsi yang bersifat kultural. Beberapa aspek budaya tradisional secara tidak sadar mengandung unsur korupsi.
Tradisi itu berlangsung di level yang lebih tinggi, pak camat, pak bupati, pak gubernur, dan juga pak presiden. Oleh karena itu, wajar saja kalau beberapa menteri menjadi panitia acara pernikahan Kaesang.
Beberapa menteri juga menjadi pagar hidup yang bertugas menerima tamu. Ibarat sang pangeran ragil, Kaesang adalah anak kesayangan sang raja.
Wajar kalau pernikahannya dirayakan besar-besaran. Di usia muda, Kaesang sudah menjadi pengusaha dengan berbagai macam jenis bisnis, mulai dari kuliner sampai sepak bola.
Anak mbarep Jokowi, Gibran Rakabuming, sudah diplot untuk berkiprah di dunia politik. Kelihatannya Gibran akan dipersiapkan untuk mengikuti jejak sang ayah.
Kaesang lebih asyik berkiprah di dunia bisnis. Dengan koneksi dan nama besar sang bapak, tidak sulit bagi Kaesang untuk mengembangkan berbagai jenis usaha.
Ketika terjun di bisnis sepak bola, Kaesang dengan cepat bisa mendapatkan banyak sponsor. Hanya butuh waktu satu tahun bagi Persis Solo untuk masuk orbit kompetisi sepak bola Liga 1 Indonesia.
Bisnis Kaesang akan terus tumbuh. Kaesang akan menjadi seorang konglomerat dalam usia muda.
Di masa lalu anak-anak Presiden Soeharto juga mengembangkan bisnis. Pada awal-awal 1970-an, Soeharto masih bersih dari kepentingan bisnis pribadi.
Namun, pada 1990-an, anak-anak Soeharto yang mulai dewasa makin rajin terjun ke dunia bisnis. Salah satunya ialah Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang banyak menerima konsesi dan monopoli dalam bisnisnya.
Tommy dikenal sebagai Pangeran Cendana yang aktif membesarkan bisnis dan sudah menjadi konglomerat dalam usia muda. Soeharto tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan kiprah bisnis anak-anaknya.
Salah satu pepatah Jawa berbunyi "wingka katon kencana" yang artinya kue ketan wingka yang berwarna kuning terlihat sebagai emas.
Bagi orang tua Jawa, anak adalah emas, meskipun sebenarnya anak itu kualitasnya tidak lebih dari wingka. Pada akhirnya, sang ayah harus jatuh karena ulah sang wingka.(jpnn.com)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi