Kafe Kausar Syaffira, 100 Porsi Gratis Khusus Jumat

Minggu, 09 April 2017 – 00:33 WIB
Suasana Kafe milik Faisal Hani yang menyediakan makanan gratis untuk kaum duafa dan penyandang cacat netra. FOTO: M. TEGAR MUJAHID/RADAR LAMPUNG/dok.JPNN.com

jpnn.com - H. Faisal Hani berupaya menyeimbangkan kepentingan bisnis dan aksi sosial.

Dia merupakan pemilik Kafe Kausar Syaffira yang terletak di Jl. Sultan Haji No. 12, Simpang Tiga, Kayumanis, Kotasepang, Labuhanratu, Bandarlampung.

BACA JUGA: Dua Siswi di DIY Olah Biji Alpukat Jadi Mi Instan Sehat

Inggrid Putri Surahman, BANDARLAMPUNG

Jumat (7/4) siang, Kafe Kausar Syaffira terlihat cukup ramai. Sejumlah pengojek dan tunanetra tampak asyik melahap hidangan yang disajikan di kafe yang menyediakan makanan khas Aceh tersebut.

BACA JUGA: Mengenal Misi Komunitas 1000 Guru Regional Malut

Para pengunjung yang mayoritas pria itu baru saja menunaikan ibadah salat Jumat.

Kafe ini sebenarnya tidak terlalu besar. Luas kafe milik Faisal Hani itu hanyalah 9 x 4 meter. Yang dibagi jadi tiga bagian.

BACA JUGA: Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter

Di bagian depan ada estalase terpajang beragam jenis makanan.

Dilengkapi juga kursi dan meja plastik tempat pengunjung menikmati hidangan.

Sedangkan di bagian tengah terdapat beberapa perlatan memasak. Di ruangan inilah tiga pekerja kafe meracik makanan yang dipesan pengunjung.

“Semua yang dimakan oleh para kaum duafa di sini hari ini gratis,” kata Faisal dalam perbincangannya dengan Radar Lampung (Jawa Pos Group) kemarin.

Menurutnya, makanan gratis di kafe ini berlaku sejak pukul 13.00-15.00 khusus di hari Jumat. Dan yang disiapkan sebanyak 100 porsi.

“Menunya selalu berubah. Tak hanya makanan khas aceh saja,” kata pria yang juga menyandang cacat netra ini.

Kemarin, menu yang disajikan adalah ikan tongkol dan semur telur.

Makanan ini sudah disiapkan para pekerja Faisal sejak pagi hari. Meski gratis, namun menurut Faisal ada syarat yang harus diikuti oleh para kaum duafa itu.

Yakni mereka harus makan di kafe. Tak boleh membawa keluar makanan.

"Saya panggil secara khusus kaum duafa untuk makan di tempat. Mereka diantaranya pengemis, orang jalanan, tunanetra, tunawisma, tukang becak, pedagang keliling, tukang ojek, pemulung, " ujarnya.

Menurut Faisal, makan gratis ini sudah berjalan selama tiga minggu. Niatnya, murni didasari oleh rasa ingin berbagi.

Faisal menyatakan, dia juga turut merasakan kebahagiaan saat melihat kaum duafa menyantap hidangan di kafe miliknya.

"Saya tahu betul, bagaimana rasanya menjadi orang susah. Orang yang selalu merasa risih dengan kehadiran saya. Sebab saya juga tuna netra, saya merasakan apa yang dirasakan mereka," paparnya.

Faisal mulai menekuni bisnis kafe ini sejak 1 januari 2017. Pria yang tinggal dikenal sebagai ustadz di kompleks perumahan di wilayah Kotasepang ini kemudian mengumpulkan modal untuk membuat kafe.

Nah, untuk biaya makan gratis sebenarnya tak ditanggung oleh Faisal sendiri.

Siapapun boleh menyumbang untuk program makan gratis ini. Tetapi, memang paling banyak menyumbang adalah Faisal sendiri.

Sementara ini, frekwensi makan gratis hanya seminggu sekali. Nantinya, lanjut dia, akan ditingkatkan menjadi 2 minggu sekali.

Dengan begitu makin banyak pegnunjung yang dapat menikmati makanan gratis tersebut.

Tak hanya menyajikan, Faisal juga secara langsung turun tangan dalam proses pembuatan makanan.

Kekurangan pengelihatan yang dialaminya bukan halangan untuk menghasilkan hidangan lezat. Saat memasak pria berdarah Aceh itu juga dibantu oleh sang kakak.

“Selain itu, kafe juga ada menu andalan lho. Nasi rames campur, kopi Gayo Rebusta Arabica, sop ayam sapi rempah Aceh, soto rawon khas Aceh, nasi briani Aceh, teh tarik rempah Aceh, dan house of gayo's coffe,” tuturnya berseloroh. (c1/wdi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahai Kau yang Kerap Tersenyum Manis di Benakku


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler