jpnn.com - SEHARI setelah berpulangnya Muhammad Rizky Kasim (10), Arjun Garagaji alias Ago (14) dan Fajrin Garagaji (15), enam remaja yang selamat masih terpukul. Karim Lahati (13), Marwan Olii (17), Yayan Mauda (14), Nyong (15), Rifaldi Nabu (13), Lutfi Said (14), Ada trauma melihat wajah mereka. Saat Koran ini mengikuti prosesi upacara pemakaman di Kelurahan Kombis Barat (bukan Singkil II)
Orang tua Rizky tak bisa berkata banyak. Saat prosesi pemakaman baik Denny Kasim dan Wanti Lamante lebih banyak diam. Malah, Wanti dengan mata bengkak terlihat rapuh, saat si bungsu diusung usai Sholat Jumat ke pekuburan. ‘’Kami sudah pasrahkan ke Allah. Mau disesali tak mungkin. Ini sudah takdir,’’ kata oma Rizky, Halimah.
BACA JUGA: Ngebut, Kasatnarkoba Tabrak Motor
Sementara itu, keterangan Ayah Fajrin Garagaji (15), Arjun Garagaji (14), Abdullah Garagaji dua anak tertua dari lima bersaudara dikenal sebagai anak dengar-dengaran. Mereka berdua anak penurut. Setiap hari ke pasar untuk mejual tas, guna membantu ekonomi orang tuanya.’’Mereka berdua selalu bersama-sama ke pasar sejak pagi hari,’’ ungkap Sairah Pakaya ibu Fajrin dan Arjun sambil terisak di depan rumah.
Penuturan Sairah sebelum kejadian naas, Arjun keluar rumah tak sempat pamitan. Ini tak biasanya. Mereka baru dengar anak mereka telah tewas diseret ombak. ‘’Sementara Fadjrin masih sempat bantu-bantu di dapur, bersih rumah,’’ tutur Sairah yang tak kuasa menahan air matanya.
BACA JUGA: Peserta Seleksi CPNS Diminta Setor Rp100 Juta
Sementara itu, kisah lima teman korban, yang ditemui di masing-masing rumah, sebelum mandi di Kali Jengki ada saja keanehan yang terjadi.
“Sementara dalam perjalanan kami bercanda, tawa, bahkan bermain-main,” tutur Rifaldi Nabu (13), seorang dari enam yang selamat.
BACA JUGA: Buku Nikah Palsu Beredar di Jember
Ia mengatakan, waktu itu, mereka saling usil satu dengan yang lain. ‘’Kami banyak tertawa, ternyata itu kali terakhir saya melihat (Rizky, Fajrin, dan Arjun),’’ kata Faldi panggilan akrabnya.
Peristiwa ini sangat membuat keenam korban yang selamat ini terpukul, apalagi Faldi yang trauma hingga tak akan kerja lagi. Karim Lahati (13) juga mengatakan, setiap hari kami sering bersama di kala akan ke Pasar, “Mereka Bertiga adalah teman baik, karena mereka adalah anak yang baik,” akunya dengan mata berkaca-kaca.
‘’Meski demikian kami sebagai teman merasa kehilangan, dan sangat sedih, bahkan takut,’’tambahnya.
Yayan Mauda (14) menjelaskan, sebelum berenang di dekat pangkalan perahu nelayan, ada suara cicak yang berbunyi, “Ini menandakan cicak menegur kami sebelum akhirnya kami mandi di pantai,” katanya.
Kata Yayan, awalnya mereka sempat dimarahi nelayan. Namun karena suka berenang, akhirnya kami pindah ke tempat yang arusnya lebih deras.
Penuturan Yayan, awalnya mereka di tempat yang dangkal. Tapi karena tertantang mereka tergoda ke tempat yang lebih deras, Tanpa sadar ombak mehgantarkan para ABG ke tengah sungai, ‘’Kami berusaha mencapai daratan, namun usaha tak terkendali karena perasaan mulai takut dan akhirnya kami terseret arus,’’ ungkapnya.
Saat panik. Arjun dan Rizky tak bisa berenang ke tepian. Hanya tujuh orang yang berhasil ke tepian, termasuk Fadjrin kakak Ardjun. Namun, Arjun saat itu berteriak minta tolong. Karena sayangnya Fajrin kepada adiknya, Ia pun masuk kembali ke air. Namun usaha menyelamatkan adiknya nihil, karena Ia pun tenggelam bersama Rizky dan Arjun. Mereka akhirnya minta tolong ke warga sekitar.
Selang beberapa menit kejadian dua orang yakni Marwan dan Yayan dipulangkan untuk mengabarkan kejadian ini pada orang tua korban. “Selamat tinggal anak kami tercinta Muhamad Rizky Kasim, bersama Fajrin dan Arjun Garagaji,” kata ayah dan ibunya dengan suara serak. (ctr-06)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Jabar Baru Tetapkan 11 Raperda
Redaktur : Tim Redaksi