Kalah-Menang, Prabowo dan Jokowi Komitmen Tidak Bikin Rusuh

Minggu, 06 Juli 2014 – 15:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadikan pemilu presiden (pilpres) satu putaran membuat kedua pasangan capres-cawapres tidak memiliki kesempatan kedua. Dengan itu, KPU menilai, potensi adanya kubu yang tidak menerima hasil pilpres meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, penyelenggara pemilu meminta kedua pasangan capres-cawapres membuktikan janjinya untuk siap kalah.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk mengikuti peraturan. Dalam deklarasi damai yang digelar beberapa waktu lalu, kedua pasangan calon telah berjanji di hadapan semua orang untuk menggelar pilpres damai.

BACA JUGA: Jelang Coblosan Pilpres, Jokowi Umroh Dua Hari

“Mereka berjanji untuk menerima apa pun hasil pilpres. Artinya, keduanya harus siap kalah. Ini saatnya mereka membuktikannya,” ujarnya.

Jika terjadi kekacauan atau masalah, KPU meminta pihak kepolisian untuk bertindak. “Keputusan MK untuk pemilu pilpres satu putaran ini harus dipatuhi siapa pun. Kalau tidak menerima, jangan bikin kericuhan. Nanti pihak keamanan yang menjaga itu,” ujar Hadar.

BACA JUGA: Konser Salam 2 Jari Bentuk Maklumat Rakyat untuk Jokowi

Potensi kericuhan dalam pilpres satu putaran bisa diantisipasi jika peserta pemilu memahami aturan main. Saat ini penyelenggara pemilu telah melakukan tugasnya, mulai memproduksi logistik hingga menyelenggarakan pilpres. “Giliran peserta pemilu yang harus menjalankan tugasnya,” tambah komisioner KPU Arief Budiman.

Peserta pemilu harus mengetahui bahwa tidak diperbolehkan menyelesaikan persoalan di luar ruangan yang sudah ditentukan. Saat ini ada tiga jalan untuk menyelesaikan permasalahan pemilu. Pertama, peserta pemilu meminta klarifikasi dari KPU. ’’Kami siap membuat klarifikasi jika ada yang keberatan dengan hasil pilpres,’’ tuturnya.

BACA JUGA: Pengamat: Jangan Sampai Kada Dipidana Karena Tumpang Tindih Aturan Pusat

Kedua, lanjut dia, peserta pemilu mengisi formulir keberatan dan KPU bakal meresponnya dengan cepat. ’’Jangan mengeluarkan rasa keberatan di luar atau di jalanan,’’ terangnya saat ditemui di Kantor KPU.

Jalan ketiga, peserta pemilu bisa menuntut ke MK. Arief menuturkan, jalan terakhir tersebut bisa ditempuh untuk mendapatkan hasil akhir. ’’Saya mengimbau semua peserta pemilu untuk menempuh jalur tersebut jika keberatan,’’ tegasnya.

Selain itu, peserta pemilu tidak diperkenankan menggunakan modus menuding adanya kecurangan dan memprotes saat telah ada hasil pemilu. Dia mengatakan, kalau memang ada kecurangan, saat itu juga dilaporkan. ’’Jangan memperkeruh suasana dengan menggunakan modus adanya kecurangan,’’ tuturnya.

Di pihak para capres, komitmen untuk menjaga pesta demokrasi lima tahunan tetap berjalan sesuai dengan relnya masih sama-sama ditegaskan hingga kemarin. Capres nomor urut satu Prabowo Subianto, misalnya. Setelah bertemu dengan Presiden SBY di kediaman Cikeas, Bogor, Jumat malam (4/7), mantan Pangkostrad itu kembali menyatakan bahwa kepentingan bangsa dan negara akan dikedepankan.

“Kami ingin akhiri kampanye dengan kesejukan, penuh persaudaraan, persahabatan. Kami berkampanye dan bersaing keras dalam bingkai kebaikan bangsa Indonesia,” kata Prabowo sehari sebelum penutupan masa kampanye 5 Juli.  

Dia menambahkan, seandainya bukan pihaknya yang diberi mandat memimpin negeri, keputusan itu akan tetap dihormati. ’’Kami akan menghormati keputusan rakyat Indonesia. Kami akan mendukung agar presiden itu berhasil untuk rakyat Indonesia,’’ kata Prabowo lagi.  

Komitmen sama juga disampaikan capres nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi). Di sela kehadirannya dalam kampanye terakhir di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Sabtu (5/7), dia menegaskan keyakinannya bahwa para pendukungnya tidak akan bikin rusuh, apa pun hasil pilpres nanti. “Dari kami nggak pernah, dari kami sabar-sabar saja, nggak ada masalah,’’ kata Jokowi.

Menurut gubernur DKI Jakarta nonaktif itu, kubunya yang selama ini sering menjadi korban fitnah tidak berusaha melawan dengan kekerasan. ’’Dibilang presiden boneka diam saja, difitnah di Obor Rakyat diam, SARA juga diem. Tapi, jangan dipikir kami penakut,’’ tegas Jokowi.(idr/dyn/nor/byu/ken/c4/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... LBH Jakarta Akan Laporkan Fahri Hamzah ke Badan Kehormatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler