Kalah Polling SMS, Kubu Mega-Pro Protes

Jumat, 26 Juni 2009 – 17:57 WIB

JAKARTA - Selalu kalah dalam polling melalui layanan pesan singkat (SMS) yang diselenggarakan stasiun televisi saat menggelar Debat Capres membuat kubu Megawati-Prabowo meradangTim Kampanye Nasional Mega-Prabowo menilai polling lewat SMS selain tidak mencerminkan realita sesungguhnya juga sengat mungkin direkayasa

BACA JUGA: Prabowo Tak Akan Rampas Harta Orang Kaya



Ketua Tim Cyber Media Mega-Prabowo Fahmi Fachrudin di Jakarta, Jumat (26/6/2009) mengungkapkan, sms dukungan yang dikirim kubu Megawati-Prabowo ternyata diblokir
“Tiga belas ribu SMS yang kami kirim ke Metro TV dan TV One diblokir

BACA JUGA: JK Siap Tempatkan Pengacara untuk TKI di Kedubes

Mungkin karena mereka kecoloangan ketika debat  Cawapres ketika 5000 SMS yang kami kirim masuk semua sehingga polling Prabowo mencapai angka 31 persen,''kata Fahmi.

Fahmi menjelaskan, respon dari pihak stasiun televisi saat kubu Mega-Prabowo mengirimkan ribuan SMS juga sangat aneh
"Jawabannya, 'tolong jgn jd spamers - metrotv'

BACA JUGA: JK Makin Berani Hadapi SBY

Ini yang kami terimaKan aneh," keluh Fahmi.

Lebih lanjut dikatakannya, hal itu tak hanya dialami saat Debat Capres yang digelar Kamis (25/6) malam lalu, tetapi juga pada debat capres sebelumnyaDemikian saat debat capres di TV One, Fahmi mengungkapkan bahwa SMS yang dikirim juga diblokir dan mendapat balasan 'Service temporarily unavailable'.

Fahmi menambahkan, pihaknya mensinyalir ada upaya sistematis untuk membuat hasil polling terhadap salah satu capres agar selalu popularitas diatas 50 persenMeski hanya mengalami pemblokiran SMS, namun hal itu telah membuat kubu Megawati-Prabowo khawatir“Kami khawatir penolakan ini sebuah rekayasa untuk menguntungkan calon tertentuAgar image yang berkembang di masyarakat calon kami tidak diminati,” katanya.

Karenanya kubu Mega-Prabowo meminta polling lewat SMS yang diselenggarakan stasiun TV Swasta saat menyiarkan langsung acara debat Capres dan Cawapres dihapuskan"Tim Mega-Prabowo menilai cara tersebut selain tidak mencerminkan realitas elektabilitas Capres yang tampil dalam debat, juga rentan direkayasa," tandasnya(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Lupa Kami Juga Punya Suara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler