Prabowo Tak Akan Rampas Harta Orang Kaya

Hashim : Semua Agama Anjurkan Ekonomi Kerakyatan

Jumat, 26 Juni 2009 – 16:00 WIB

JAKARTA – Pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo terus memberikan pembelaan terhadap konsep ekonomi kerakyatan yang diusung pasangan Megawati-PrabowoHashim yang juga adik kandung Prabowo itu menegaskan bahwa ekonomi kerakyatan adalah bentuk manifestasi keimanan.

Saat berpidato pada deklarasi dukungan Angkatan Penerus Indonesia Raya (APIRA) dan 18 ormas lain kepada pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega Prabowo) di Jakarta, Jumat (26/6/2009), Hashim mengatakan, dirinya yang sejak kecil dibesarkan secara Kristiani selalu diwajibkan membantu warga miskin

BACA JUGA: JK Siap Tempatkan Pengacara untuk TKI di Kedubes

Bahkan Hashim yang juga anggota Dewan Penasehat Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo ini menemui sejumlah pemuka agama untuk mencari titik temu konsep ekonomi kerakyatan masing-masing agama.

“Saya dibesarkan secara Kristiani dan diwajibkan bantu yang miskin
Saya konsultasi dengan kyai, ustad dan kemarin ketemu KH Anwar Siregar di Medan

BACA JUGA: JK Makin Berani Hadapi SBY

Sama juga
Muslim kaya juga wajib bantu yang lemah dan miskin

BACA JUGA: Jangan Lupa Kami Juga Punya Suara

Ketemu pedanda Hindu dan bikhu Buddha juga seperti ituEkonomi kerakyatan itu intinya membantu yang miskinBagi saya dan Prabowo, ini adalah persoalan iman,” tandas Hashim.

Karenanya Hashim membantah tudingan bahwa Prabowo dan dirinya tidak akan memperhatikan rakyat miskin karena sudah menjadi orang besar dan kaya raya“Saya ditanya, mana mungkin Prabowo yang punya harta Rp 1,7 triliun mau peduli rakyatSaya bersama Prabowo dan kawan-kawan yang tidak miskin tetap wajib membantu yang miskin sebagai manifestasi ajaran agamaSiapa yang mendukung ekonomi kerakyatan, itu adalah orang beriman,” tandasnya.

Yang menarik, Hashim justru mengungkapkan adanya kekhawatiran bahwa beberapa kalangan khawatir Prabowo akan merampas kekayaan dari para pengusaha jika terpilih menjadi cawapres mendampingi Megawati“Ada yang sangsi, jangan-jangan Prabowo komunis, sosialis yang mau merampas kekayaanaItu tidak benar,” sambungnya

Hashim justru mengkritisi pemerintah yang menurutnya selalu tidak jujur dalam membeberkan angka kemiskinanSesuai angka Bank Dunia, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 49 persenNamun versi pemerintah, angka kemiskinan hanya 15 juta jiwa saja

Sebab, pemerintah memasang batas kemiskinan dengan pendapatan bulanan Rp 182.500 per kepala keluarga“Artinya, kalau  pakai patokan pemerintah anda yang pendapatannya Rp 250 ribu termasuk orang kayaCoba kalau patokannya UMR sekitar Rp 900 ribu per orang, maka bisa-bisa angka kemiskinan 80 persen,” cetusnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Pertegas Visi Pemisahan Bisnis dan Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler