Kaltim Miliki 105 Triliun Kubik Gas Metana

Rabu, 20 Juli 2011 – 12:28 WIB
BALIKPAPAN- Pemerintah terus mencari potensi sumber daya alam alternatifKali ini yang mencuat adalah Coal Bed Methane (CBM) atau gas metana batu bara

BACA JUGA: Lindungi Lahan Pertanian Dari Alih Fungsi

Sumber energi ini digadang-gadang mampu menggantikan minyak dan gas bumi (konvensional) pada masa yang akan datang.  Nah, berdasarkan penelitian Advanced Resources International (ARI) pada 2003, diperkirakan Kaltim punya cadangan CBM sebesar 105 Triliun Cubic Feet (TCF)


Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan minyak dan gas bumi (migas) yang melakukan eksplorasi CBM di Benua Etam

BACA JUGA: Profindo Garap Transaksi Online Rp 36,5 Miliar

Di antaranya,  Pertamina yang kerja bareng  Ephindo Sangatta West.  Kedua perusahaan migas ini sudah beroperasi di Sangatta pada cekungan Kutai
Di luar mereka ada VICO Indonesia yang baru akan mencoba eksplorasi CBM di  wilayah Badak

BACA JUGA: BRI Rilis Program Peduli Pasar Rakyat



"Kalimantan Timur mempunyai potensi CBM yang sangat besar dengan sumber daya hingga 105 TCFItu belum digarap seluruhnya oleh production sharing contract yang ada di Indonesia," kata Hadiyanto, asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Balikpapan.
 
Beberapa lapangan CBM di Kaltim yang telah dikembangkan oleh Pertamina dan telah beroperasi, seperti CBM Sangatta 1, 2, 3, dan 4  serta CBM Tarakan, Bunyu, dan CBM SimanggarisKe depannya akan banyak investor yang melirik beberapa lokasi batu bara yang juga memiliki cadangan CBM di Benua Etam

"Potensi Pasar CBM di Kalimantan Timur juga sangat menjanjikan seperti  Pupuk Kaltim dan PLNBeberapa perusahaan tersebut memerlukan gas metana sebagai tenaga dan bahan baku pembuatan pupuk," ujar Aji Seno, salah satu pengusaha batu bara di Kaltim.

Secara umum, masih dari hasil penelitian ARI, Indonesia mempunyai potensi CBM yang sangat besar hingga 453 TCFPotensi terbesar di Sumatera Selatan 183 TCF, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur masing-masing 105 TCF, serta Sumatera bagian tengah 52 TCF.  "Saat ini seluruh potensi yang ada masih belum dikembangkanSudah dilakukan pilot project di lapangan Rambutan Sumatera Selatan untuk membuktikan keberadaan CBM.  Investor terus merespon akan peluang besar investasi iniSampai Mei 2011 lalu telah ditandatangani 32 kontrak kerja sama oleh production sharing contract di Indonesia," ujar Hadiyanto

Beda dengan migas, CBM adalah sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharuiMenurut penelitian, lapangan CBM yang telah habis  dapat diperbaharui kembali dengan pemanfaatan bakteri khusus saat recovery tahap ke tiga (tetiary recovery) dengan metode microbacterial seperti yang digunakan pada eksploitasi minyak bumiBedanya, hanya butuh waktu satu tahun sejak bakteri tersebut di injeksikan, CBM akan dapat diproduksi kembali.

Eksplorasi dan produksi CBM yang telah berkembang di luar negeri dapat menjadi contoh bagi Indonesia apabila ingin mengembangkan SDA ini.  Eksplorasi dan studi CMB tidak jauh berbeda dengan teknik yang digunakan pada eksplorasi migasData dari hasil pemboran, kemudian korelasi analisa coring maupun analisa log saat pemboran (logging while drilling) dan data seismic dapat membantu mengetahui keberadaan cadangan CBM(*/afk/far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perumnas Genjot Penjualan Rumah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler