jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad mengatakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesi (LPEI) harus serius memperbaiki kinerja.
Menurutnya, dengan suntikan penyertaan modal negara (PMN) yang sudah mencapai Rp 28,7 triliun, LPEI belum menunjukkan kinerja yang memuaskan.
BACA JUGA: Tingkatkan Ekspor Nasional, LPEI Gandeng LDKPI
"Ada beberapa catatan tentang kinerja LPEI,” kata Kamrussamad dalam siaran persnya, Senin (3/10).
Kamrussamad dalam rapat dengar pendapat Komisi XI DPR dengan LPEI, Senin (3/10), menilai lembaga itu mencatatkan kinerja yang kurang baik yang terlihat dari beberapa rasio keuangan.
BACA JUGA: RUU APBN 2023 Disetujui jadi UU, Kamrussamad Merespons, Singgung Soal Ancaman Resesi Global
“Rasio kredit bermasalah terus meningkat di tiap tahunnya, NPL (non performing loan) gross mencapai 18,4 persen,” ungkap dia.
Politikus Partai Gerindra itu menilai manajemen LPEI juga kurang efisien dalam kegiatan pengelolaan perusahaan.
BACA JUGA: PMN Meningkat Pesat, Kamrussamad Mewanti-wanti Sri Mulyani
“Hal ini ditunjukkan oleh nilai BOPO (biaya operasional pendapatan operasional) yang mencapai 97 persen,” katanya.
Legislator dari Daerah Pemilihan III DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu menambahkan kontribusi ekspor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga masih rendah.
Menurutnya, hingga kini kontribusi ekspor UMKM masih di angka 14 persen - 15 persen dari total nilai ekspor nasional.
Padahal, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada April 2022 mencapai USD 27,32 miliar atau meningkat 47,76 persen secara tahunan (year on year).
"LPEI harus serius memperbaiki kinerjanya. Jumlah PMN kepada LPEI ini sejak 2010-2021 sudah mencapai Rp 28,7 triliun, meningkat Rp 5 triliun sejak 2020. Seharusnya, kinerjanya makin baik,” kata Kamrussamad. (boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi