jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ahmad Rofiq mengingatkan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menggunakan akal sehat dalam menggalang dukungan. Selain itu, tidak melakukan penistaan dan pembunuhan karakter pada institusi dan tokoh Islam.
Peringatan itu disampaikan Ahmad Rofiq menanggapi foto yang diunggah pengamat politik Wimar Witoelar di akun sosial media-nya, Kamis (19/6).
BACA JUGA: Yang Suka SBY Tergiring Pilih Prabowo-Hatta
"Wimar harus mendapat konsekuensi hukum dan moral. Dia harus dilaporkan dan digugat oleh parpol serta ormas Islam. Ini pelajaran bagi kubu Jokowi-JK agar tidak menghalalkan segala cara demi memenangi Pilpres," kata Rofiq ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (20/6).
Seperti diketahui, Wimar mengunggah foto bertitel "Gallery of Rogues" yang menampilkan foto Prabowo Subianto yang diapit Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, Abubakar Baasyir, dan Habib Rizieq di sebelah kiri. Serta Suryadharma Ali, Aburizal Bakrie, Anis Matta, dan AA Gym di sebelah kanan.
BACA JUGA: Kaum Hawa Dukung Prabowo Hatta
Di bawah foto itu terdapat lambang parpol Koalisi Merah Putih dan ormas seperti Muhammadiyah, MUI, FPI, Hizbut Tahrir Indonesia. Sementara pada latar belakang berjajar foto Soeharto, Ali Imron, Imam Samudra, Amrozi, dan Osama Bin Laden.
Perlunya langkah hukum, lanjut Rofiq, agar tindakan Wimar ini tidak memancing tindakan serupa dari pendukung Jokowi lainnya. "Jangan sampai dibiarkan. Ini gerakan pembusukan dan penistaan," katanya.
BACA JUGA: Tabloid Obor Rakyat Dibakar Rakyat
Menyoal sanggahan kubu Jokowi yang menyatakan Wimar bukan termasuk tim sukses mereka, Rofiq menepis hal itu. Dia menduga pengunggahan foto oleh Wimar merupakan bagian dari agenda kampanye hitam yang sistematis. “Tidak ada yang kebetulan," tegas Rofiq yang juga mantan sekretaris kebijakan publik PP Muhammadiyah.
Wimar sendiri sudah meminta maaf mengenai postingan foto di jejaring sosial. Ia mengaku lalai karena telah meneruskan foto tersebut di akunnya.
Alasan Wimar mengunggah foto tersebut karena dianggap lucu dan sangat ilustratif yang sangat berhubungan dengan peta politik jelang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Faksi Jenderal Hijau dan Merah
Redaktur : Tim Redaksi