Kang Emil Akan Berkantor di Depok, Kenapa?

Selasa, 29 September 2020 – 22:18 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bakal berkantor di Kota Depok mulai pekan depan.

Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, pengin memastikan penanganan pandemi Covid-19 di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) berjalan dengan baik sehingga perlu berkantor di kota Belimbing itu.

BACA JUGA: Respons Ridwan Kamil soal Potensi Gempa dan Tsunami Raksasa di Jabar

Rencana dia berkantor di Kota Depok itu seperti disampaikannya saat rapat koordinasi secara daring bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (29/9).

“Mulai pekan depan, mungkin saya akan berkantor di Depok sepekan sekali untuk memastikan penanganan (COVID-19 di Bodebek) bisa lebih terkoordinasi,” ujar dia.

BACA JUGA: Wahai Warga Jakarta, Mohon Patuhi Imbauan Kang Emil

Mengacu data, sekitar 70 persen kasus Covid-19 di Jawa Barat terjadi di wilayah Bodebek.

Merujuk data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat per 21-27 September 2020, Kota Depok memiliki kasus positif terbanyak di antara daerah lain di Jawa Barat yakni 1.099 kasus.

BACA JUGA: Video Adegan tak Senonoh Janda Muda Tersebar sampai ke Lingkungan Sekolah Anak

Setelah itu, menyusul Kota Bekasi (962 kasus) dan Kabupaten Bekasi (512 kasus). Sementara dari periode yang sama, Kota dan Kabupaten Bogor masing-masing melaporkan 228 kasus dan 465 kasus.

Dari segi keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 Jawa Barat per 26 September, sepuluh besar terbanyak merawat kasus Covid-19 asal Bodebek.

Di Kota Depok, Emil menyoroti terkait ketersediaan ICU (Intensive Care Unit) dan HCU (High Care Unit) sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 kriteria berat.

Nantinya, kata dia, penanganan Covid-19 khususnya di Kota Depok perlu lebih ditingkatkan dari sisi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan.

“Secara umum memang dari seluruh 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, dari sebelas rumah sakit tersibuk yang mengurus (kasus) Covid-19 itu sembilan ada di Bodebek, dan Depok ini paling kritis dari catatan statistik kami sudah di atas 80 persen (tingkat keterisiannya),” ujar Emil.

Dia pun mengatakan, perlu dibentuk tim khusus untuk menangani Covid-19 di Bodebek.

Mantan Wali Kota Bandung itu juga mengusulkan kebijakan subsidi silang untuk merawat pasien Covid-19 di wilayah Bodebek.

“Jadi, nanti ada subsidi silang. Kalau (rumah sakit di) Depok penuh, nanti (warga) KTP Depok boleh (dirawat) di Bogor atau sebaliknya. Saat ini sedang kami kondisikan,” kata Emil yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat.

Masih dalam rapat bersama Luhut, Emil juga menjelaskan data terkait jumlah klaim biaya pelayanan Covid-19 di Jawa Barat.

Total biaya klaim yang diajukan hingga saat ini berjumlah lebih dari Rp1,2 triliun dari sekitar 23 ribu klaim pelayanan.

Namun, klaim yang terverifikasi merujuk Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.01/07/MENKES/446/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu Bagi Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Pelayanan Covid-19 itu, baru 50 persen atau sekitar 11.300 klaim.

“Dari catatan kami di Jawa Barat, hampir 23 ribuan (berkas klaim pelayanan COVID-19) yang diajukan, totalnya lebih dari Rp1,2 triliun," tutur Kang Emil.

"Namun, verifikasi yang sesuai baru 50 persen atau 11.300-an. Jadi, dari 23 ribu (klaim) itu 50 persennya masih bermasalah."

Emil berharap dengan adanya klaim dari rumah sakit, pasien positif Covid-19 tidak dibebankan oleh biaya perawatan.

Terlebih lagi membebankan biaya itu kepada pasien yang kurang mampu.

Setidaknya, kata Emil, pemerintah pusat melalui diskresinya bisa mengupayakan agar sisi kemanusiaan lebih diutamakan dalam situasi darurat kesehatan seperti saat ini.

“Mudah-mudahan juga (proses klaim) bisa lebih dipermudah jika kekurangan-kekurangannya (saat diverifikasi) itu sifatnya mungkin ketidakpahaman, bukan karena kesengajaan," tutur dia.

Di sisi lain, Gugus Tugas Jawa Barat juga mencatat masih terdapat 78 rumah sakit tanah Pasundan yang belum mengajukan klaim biaya perawatan pasien Covid-19.

Dari situ, Emil akan berkoordinasi mengecek rumah sakit tersebut.

“Mudah-mudah setelah (rapat) ini semuanya jadi lancar dan harapannya perspektifnya adalah perspektif pasien. Jadi, pasien diharapkan jangan dibebani lagi pikirannya oleh administrasi prosedural," ujar dia.

Dalam arahannya, Luhut meminta Emil bisa membentuk tim khusus untuk melakukan verifikasi klaim biaya perawatan pasien Covid-19 dari rumah sakit di Jabar dengan bantuan BPJS Kesehatan.

“Tim khususnya dibentuk saja, nanti saat Pak Ridwan (Gubernur Jabar) ada di Depok atau sekitarnya itu untuk membantu verifikasi semua rumah sakit, sehingga tidak ada lagi masalah cash flow ke depan,” ucap Luhut.

Selain itu, Luhut mengatakan akan ada tambahan 34 tempat tidur khusus untuk ICU di rumah sakit Kota Depok.

Tambahan tempat tidur juga bisa digunakan bagi pasien Covid-19 dari daerah lain di Bodebek.

“Dengan adanya tambahan 34 tempat tidur di Depok itu, saya kira akan sangat membantu (penanganan Covid-19) di Bogor dan Depok,” pungkas dia. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler