BACA JUGA: DPR Kirim Pencari Fakta
Seperti yang dialami Grisilawati Hutanamon ini misalnya, seorang dokter gigi tak pernah menyangka akan mengalami penyakit yang mendera kaum hawa ini.Dikisahkan Wati, biasa ia disapa, awal bulan September 1999, Wati mengeluh sakit punggung yang luar biasa hingga tak mampu bergerak
BACA JUGA: Gerhana Matahari Cincin Bonus Libur Imlek
Namun setelah melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) ditemukan kanker di dalam kandungannya sehingga harus diangkat.Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, Wati pun menuruti saran temannya untuk memeriksakan diri ke Singapura
Lima tahun berselang, Wati mulai merasakan sakit pada bagian pangkal pinggul, ia pun berangkat ke Singapura menemui dokter yang dulu mengoperasinya
BACA JUGA: NU Tetap Tak Haramkan Rokok
Menurut dokter tersebut kankernya tumbuh kembali dan telah menyebar ke kelenjar getah bening serta pinggul kirinyaNamun karena berisiko tinggi, dokter membatalkan operasi mengingat posisi kanker membungkus penutup pembulu darah utama"Saya sangat kecewa, dan menghubungi dua ahli kanker di Austalia dan mengirim salinan rekap medis dan screening saya, agar lebih memudahkan keduanya merujuk pada seorang dokter ahli di Singapura," kata Wati.Berdasarkan masukan itu, Wati pun menghubugi KK Women's and Children's Hospital (KKH) yang merupakan rumah sakit terdepan di Singapura dalam memberikan pelayanan khusus wanita dan anakPengobatan di KKH sendiri berstandar pada pusat penelitian kanker ginekologi di Amerika, Eropa dan AustraliaPara ahli medis pun memberikan keleluasaan kepada para pasien untuk memilih metode penanganan yang diinginkan.
Tingkat keberhasilan KKH dalam menangani pasien kanker rahim selama 5 tahun terakhir adalah 90 persen (bagi mereka yang mengalami kanker stadium 1) dan 55 persen (bagi mereka yang mengalami kanker stadium 2)"Saya merasa aman ditangani oleh para ahli yang pengetian, sabar, terbuka, tentang semua risiko operasi dan terus memotivasi saya," kata Wati.
Akirnya pada April 2004, Wati melakukan operasi selama lebih dari 2 jam setelah dirawat 3 hari di Rumah Sakit, ia melakukan 6 kali kemoterapi sebelum pulang ke JakartaSampai saat ini Wati mengaku bisa kembali hidup normal bersama keluarganya"Saya akan menjalani hidup ini sebaik mungkin, setiap kali saya mengatakan bersih dari kanker, sata merasa seperti suatu anugerah," kata Wati bahagia(rie/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dephan Beli Senjata Lewat Tiga Pintu
Redaktur : Tim Redaksi