jpnn.com, BANGGAI - Kantor DPRD Banggai, Sulawesi Tengah digegerkan dengan aksi penyerangan oleh kelompok masyarakat pada Senin (28/8).
Sebanyak satu anggota kepolisian dan lima warga terluka akibat insiden itu.
BACA JUGA: Sudah Tua Masih Ketagihan Game Online, Begini Jadinya
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, aksi itu berawal dari kasus penganiayaan yang mengakibatkan pegawai magang di Damkar Kabupaten Banggai meninggal dunia.
Pelakunya diduga berasal dari suku tertentu berkembang menjadi konflik horizontal.
BACA JUGA: Cabuli Anak Kandung, Sekarang Hamil 2 Bulan
"Menyikapi perkembangan itu, pihak Polda Sulteng berupaya untuk mengembalikan situasi kembali kondusif dengan mengajak semua komponen pemerintahan, masyarakat pada tahap untuk mencari solusi dengan tajuk Dialog Kebangsaan," kata Martinus dalam keterangan yang diterima.
Dia tidak memerinci identitas kelompok yang melakukan penyerangan tersebut.
BACA JUGA: Ya Ampun, Demi Beli Pelek Sepeda Motor, Dua ABG Nekat Curi Lada
Kegiatan untuk situasi kondusif tersebut dipimpin Bupati Banggai dengan dihadiri pimpinan Polri dan TNI dengan peserta rapat antara lain Forkominda Kabupaten Banggai, anggota DPRD Banggai, tokoh masyarakat masing-masing suku yang di kab Banggai, dan perwakilan dua suku yang berkonflik.
Namun, disayangkan masyarakat dari Kintom tidak mau hadir, bahkan menutup jalan Trans-Sulawesi.
"Mengetahui hal tersebut Wakapolda Sulteng langsung menuju lokasi penutupan jalan. Massa dibubarkan untuk membuka jalan kembali," jelas Martinus.
Pada pukul 15.30, tiba-tiba saja massa yang jumlahnya kurang lebih 500 orang melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Banggai.
Sementara di dalam gedung sedang berlangsung pertemuan atau Dialog Kebangsaan.
"Massa mulai anarkistis dengan melakukan pelemparan kepada aparat yang melakukan pengamanan kegiatan pertemuan tersebut Pelemparan batu dilaksanakan semakin brutal, akhirnya aparat mengeluarkan tembakan peringatan dengan peluru hampa, selanjutnya massa membubarkan diri," terang Martinus.
Meski begitu, massa untuk kedua kali kembali melempar aparat dengan batu dan benda keras.
Melihat massa semakin anarkistis akhirnya aparat mengeluarkan tembakan peringatan kembali disertai tembakan gas air mata.
"Akhirnya massa membubarkan diri," tegas Martinus.
Dari penindakan yang di lakukan petugas gabungan Polri dan TNI telah diamankan 18 pelaku.
Di mana delapan orang diduga melakukan pengrusakan, delapan orang memiliki senjata tajam, dan dua orang melakukan pelemparan batu.
"Korban dari Polri satu personel luka lemparan di kaki. Sedangkan masyarakat lima orang dirawat di RSUD," jelasnya.
Turut pula disita barang bukti berupa empat anak busur, sepuluh badik, dan sepeda motor 17 unit.
"Saat ini situasi sudah dapat dikendalikan, baik personel Polri serta masyarakat yang terluka juga sudah dapat dipulangkan setelah dirawat di RSUD Banggai," tandas Martinus. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Bawa Kabur HP Korban, Dua Pemuda Nyungsep ke Parit, Satu Tewas
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga