Kanwil Bea Cukai Sumbagbar Gandeng Eksportir

Kamis, 10 Desember 2020 – 21:55 WIB
Bea Cukai menggandeng eksportir untuk meningkatkan nilai ekspor di tengah pandemi Covid-19 menuju pemulihan ekonomi nasional. Foto: Humas Bea Cukai.

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai melakukan berbagai langkah strategis, yang salah satunya adalah mendorong ekspor nasional, demi mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sumatera Bagian Barat (Sumbagbar) bersama Bea Cukai Bengkulu dan Bea Cukai Telukbayur, menggelar focus group discussion (FGD), bertema "Sinergi Gandeng Eksportir (SIGER)".

BACA JUGA: Top, Bea Cukai Bantu Dua Perusahaan Ekspor Perdana ke Tiongkok dan Amerika

Kepala Kanwil Bea Cukai Sumbagbar Yusmariza mengatakan kedua kantor pelayanan tersebut akhir November lalu, telah melaksanakan FGD membahas permasalahan, serta mencari solusi atas kendala perusahaan melakukan ekspor produk.

Bea Cukai Telukbayur menggelar FGD dengan mengunjungi PT Radjular Brother, perusahaan yang bergerak di bidang ekspor komoditas rempah-rempah. Gambir menjadi komoditas ekspor utama perusahaan.

BACA JUGA: Sukseskan PEN, Bea Cukai Dorong Ekspor Dari Berbagai Daerah

Menurut Yusmariza, gambir adalah salah satu komoditas perkebunan rakyat. Gambir menjadi komoditas ekspor Indonesia yang diperoleh dari pengempaan daun dan ranting uncaria gambir roxb.

"Sumatera Barat merupakan daerah terbesar di Indonesia produksi gambir,” jelasnya, Kamis (10/12).

BACA JUGA: Presiden Lepas Ekspor Serentak UMKM, Waketum KADIN: Sangat Memotivasi Kami

Menurutnya, sebagian besar gambir diekspor ke India dan digunakan sebagai bahan pembuatan permen, obat, pewarna tekstil, hena, kosmetik, dan sebagainya.

Selain gambir, komoditas dari PT Radjular Brother yaitu biji pinang, pala, dan kayu manis yang diekspor ke India, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Dalam kondisi normal, katanya, PT Rajdular Brother dapat mengekspor maksimal 500 ton per bulannya.

Saat pandemi Covid-19 ini, dari April sampai Juli, perusahaan tidak melakukan kegiatan ekspor.

"Mulai dari Agustus berjalan kembali kegiatan ekspor namun belum maksimal, hanya lima puluh persen dari kondisi normal,” ujarnya.

Menurut dia, meskipun perusahaan ini termasuk yang kena dampak pandemi Covid-19, tidak terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap para pegawainya.

Sementara itu, Yusmariza menjelaskan, dalam FGD yang digelar Bea Cukai Bengkulu dan dihadiri perwakilan dari Pelindo, Karantina Ikan, BPS, Kadin, GPEI, dan instansi terkait lainnya, membahas berbagai persoalan penting.

"Diharapkan setelah diselenggarakan acara tersebut, seluruh instansi terkait dapat bersinergi untuk bisa memaksimalkan potensi ekspor yang ada di eluruh Provinsi Bengkulu,” katanya.

Lebih lanjut Yusmariza berharap SIGER membuat eksportir membantu pemulihan ekonomi nasional.

“Dengan adanya program SIGER ini diharapkan para eksportir yang memiliki potensi tinggi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan dengan baik dalam melakukan kegiatan ekspor," katanya. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bea Cukai   ekspor  

Terpopuler