jpnn.com, JAMBI - Kapolda Jambi Brigjen Pol Priyo Widyanto menegaskan tengah fokus menertibkan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Jambi.
Bahkan, kini Kapolda tengah mengincar Cukong PETI.
BACA JUGA: Hanura Tetap Utamakan Kader di Pilwako Jambi 2018
Hal ini disampaikannya saat berkunjung dalam menjalin silaturahmi ke Kantor Graha Pena Jambi Ekspres, kemarin (15/5). Beliau menegaskan akan menindak tegas semua yang terlibat dalam kasus PETI.
“Saat ini sedang lidik pemodal PETI. Kalau dipangkas atas memang akan bisa memberantas PETI. Saya mengincar pemodal, penadah dan penyewa alat berat PETI,” ujar Brigjen Pol Priyo Widyanto.
BACA JUGA: Bayi Hasil Hubungan Gelap Sejoli Ini Ditemukan Mengapung di Sungai
Menurut Priyo, dia sudah memerintahkan kepada Kapolres jajaran yang wilayahnya terjadi aktivitas PETI untuk menindak aktivitas ilegal ini. Bahkan, untuk mengawasi keterlibatan oknum anggota juga diturunkan tim dari Bidang Propesi dan Pengamanan (Propam).
“Kuncinya satu, kapolres dan jajarannya bersih. Propam Saya suruh turun,” tegasnya seperti dikutip Jambi Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Zumi Zola Bakal Lantik Tiga Kepala Daerah Ini Serentak
Lebih lanjut jenderal polisi bintang satu ini menjelaskan, penanganan PETI ini merupakan penekanan dari Kapolri. Makanya, setelah menginjakkan kaki di Jambi, Dia langsung mengumpulkan para Kapolres untuk memaparkan masalah ini.
Dari pemaparan itu, mantan Kapolres Sejunjung ini berkesimpulan untuk penertiban PETI tidak bisa hanya dari kepolisian saja. Tentunya ada kerjasama dari stake holder terkait.
“Ketika polisi menertibkan secara sektoral maka permasahan tidak selesai. Mungkin menambah permasalahan. Ini kan terbukti, ada anggota yang meninggal dunia dan kantor polisi yang dibakar karena menertibkan PETI ini. Seluruh stake holder dan masyarakat harus kerjasama,” sebut mantan Kapolres Metro Jakarta Timur, ini.
Selain itu, sambungnya, dari paparan yang disampaikan oleh Kapolres itu juga mengambil satu tindakan lain, yakni menindak pengendali alias cukong PETI.
"Melihat kerawanannya, di atasnya kita tindak. Saya perintahkan, penampung emas ditindak, pendananya ditindak, kalau kita bisa membuktikan pemilik alatnya kita tindak, memutus distribusi BBM-nya kita lakukan,” katanya.
“Yang membuat rusak bukan masyarakat lokal. Tapi pemodal yang kuat. Masyarakat hanya pekerja dan menyiapkan lahan. Hasilnya ke pemodal,” tambahnya.
Saat ditanya terkait dengan Satgas Pangan menjelang Ramadan ini, Kapolda menyebutkan, adanya kenaikan harga menjelang Ramadan dan Idul Fitri merupakan hukum ekonomi. Namun, harapannya, suplay sembako tidak ditimbun hingga mengganggu kestabilan harga.
Karena itu, dibentuk Satgas yang mengutamakan penindakan dari pihak kepolisian. Ini dilakukan karena dianggap penindakan akan membuat masyarakat mengurungkan niatnya menimbun sembako.
"Masyarakat bisa meninformasikan ke kita jika ada yang menampung. Maka akan dilakukan penindakan langsung," sebutnya.
Untuk pasokan yang dikhawatirkan terjadi kenaikan harga dan kelangkaan yakni daging. Sebab, daging tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama.
“Untuk sampai saat ini masih stabil. Rekan-rekan wartawan bisa juga untuk membantu memberikan informasi,” tandasnya. (pds)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertipu Kakek Tua Penjual Barang Antik, Rp 100 Juta pun Raib
Redaktur & Reporter : Budi