Kapolres Baru Jombang Stop Praktik Ponari

Keluarga Ingin Hidup Tenang

Kamis, 26 Februari 2009 – 06:34 WIB
JOMBANG - Praktik dukun cilik Ponari ahirnya ditutup untuk selamanyaAdalah Kapolres baru Jombang AKBP Tomsi Tohir yang berani mengambil tindakan tegas itu

BACA JUGA: Jalur Selatan KA Akan Lumpuh 4 Hari

Langkah berani tersebut diambil pada hari pertama Tomsi bertugas, Rabu (25/2)
Begitu masuk kantor, dia langsung mengundang Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) Jombang untuk membahas masalah yang selama ini menimbulkan kontroversi itu.

Rapat antara lain diikuti Bupati Suyanto, Kajari M

BACA JUGA: Dua Bulan, 6 Warga Tewas Diterkam Harimau

Sunarto, dan Komandan Kodim 0814 Letkol CZI Sajad Mawardi
Ponari juga dihadirkan di ruang rapat

BACA JUGA: Intimidasi Pemilu Membayangi Warga Aceh

Masih mengenakan seragam sekolah, dia diantar ibunya, Mukaromah.

Hasil rapat sangat tegas, yakni praktik dukun cilik dari Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, itu harus ditutup untuk selamanya"Kami sudah sepakat agar praktik pengobatan Ponari diakhiri," kata Kapolres.

Mulai hari ini tidak ada lagi pembagian kupon di rumah PonariPasien yang telanjur memegang kupon, kata Tomsi, tetap diperbolehkan melanjutkan pengobatanTapi, setelah semua terlayani, praktik Ponari langsung tutup permanen.

Menurut Kapolres, alasan penutupan praktik Ponari, salah satunya adalah permintaan pihak keluarga dukun cilik tersebutSelama ini mereka merasa tidak terlindungiSebab, begitu banyak pasien yang datang setiap hari, sementara tenaga pengamanan dari kepolisian tidak seimbang.

Kepada polisi, keluarga Ponari menyatakan ingin hidup normal seperti sebelumnyaTidak ada lagi ribuan orang yang tiap hari mengepung rumah mereka untuk minta diobati.

Bagaimana kalau tetap buka? ''Jika sudah menjadi permintaan keluarga, pengobatan itu pasti dihentikan (selamanya, Red)," tegas Tomsi.

Polisi, lanjut Tomsi, akan mengimbau ribuan orang yang berkumpul di sekitar rumah Ponari agar meninggalkan lokasiTapi, bila mereka nekat bertahan, polisi juga tidak akan mengusirnyaHanya, mereka tidak akan mendapatkan pengobatan''Kami berharap seluruh masyarakat bisa mengerti dan memahami keinginan keluarga Ponari," katanya.

Terhadap keputusan Muspida, pihak panitia mengaku siap melaksanakanHal itu disampaikan Muhamad Anang, salah seorang panitia yang juga masih keluarga PonariAnang menyatakan, bila Muspida Jombang sudah sepakat menghentikan pengobatan Ponari untuk seterusnya, pihaknya siap menjalankannya.

Apalagi permintaan itu dari pihak keluarga Ponari sendiri''Jika memang keputusan Muspida seperti itu, tentu kami menghormati dan siap melakukannya," tegas Anang setelah keluar dari Mapolres Jombang kemarin.

Di tengah pertemuan muspida, di Mapolres Jombang kemarin juga berlangsung pisah kenal Kapolres lama AKBP Muhammad Khosim dan AKBP Tomsi TohirNamun, Khosim membantah bahwa pergantian dirinya itu terkait penanganan masalah Ponari yang tidak tegas.

Menurut dia, fenomena Ponari adalah masalah sosial yang harus ditangani bersama-samaTidak hanya polisi yang selalu diposisikan sebagai pemegang bolaPihak lain, seperti pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat juga ikut bertanggung jawabTugas polisi hanyalah melakukan pengamanan''Mutasi ini tidak ada hubungannya dengan PonariLebih baik kita cari jalan keluarnya bersama-sama," ujarnya.

Seperti diberitakan, dukun cilik Ponari tiba-tiba menarik perhatian ribuan pasien untuk berobatDia melayani pengobatan sejak 17 Januari 2008Selama ini, pro dan kontra bermunculanOrang-orang yang bisa berpikir rasional menginginkan aparat bertindak tegas menutup praktik pengobatan dengan media batu tersebutApalagi, praktik itu secara langsung maupun tidak langsung telah menelan lima korban meninggalSelain itu, tidak sedikit mereka yang berobat justru penyakitnya makin parah(doy/yr/jpnn/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembagian Royalti Batubara Tidak Adil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler