JAKARTA - Kapolri Jendral (Pol) Bambang Hendarso Danuri membantah tegas bila jajarannya mengundang media massa ke lokasi penggrebekan tersangka teroris agar disebarluaskan ke masyarakat sehingga timbul kesan citra polisi menjadi pahlawan superMenurut Kapolri, penggerebekan itu bocor ke wartawan karena anggota polisi yang tengah mengincar teroris hendak diserbu massa, sehinga terpaksa minta back updari kepolisian setempat.
“Kapoldapun tidak kami kasih tahu
BACA JUGA: MCL Cepu Ngaku Sudah Berproduksi
Jadi tidak benar kami mengajak wartawan supaya terlihat seperti SupermanKapolri menambahkan, media massa akhirnya mengikuti terus peristiwa penggerebekan karena sebelumnya sudah mengetahui penangkapan Arif dan Hendra sebelum penyergapan di Temanggung
BACA JUGA: Pengganti Antasari Bukan Jatah Instansi
Karenanya mantan Kabareskrim itu menegaskan, penggerebekan para tersangka teroris di Temanggung dan Jatiasih sudah sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) yang adaMenurutnya, Polisi benar-benar merahasikan operasi penyergapan terhadap para tersangka teroris
BACA JUGA: Kaukus Parlemen Desak Pemerintah Urusi TKI
Dari target penyergapan di tiga lokasi yakni Temanggung, Bekasi dan Solo, hanya di Solo yang gagalKapolri juga membantah jika penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror di rumah Mujahri, warga Desa Beji, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah pada tangga 7-8 Agustus 2009 selama 17 jamKapolri menegaskan penyergapan itu hanya berlangsung empat jam"Bahkan yang di Jatiasih, Bekasi hanya dalam hitungan menit," kata Kapolri seraya menambahkan, meski demikian warga di sekitar lokasi di perumahan Jatiasih sudah dievakuasi seharu sebelumnya(rie/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Diminta Segera Ajukan Pengganti Antasari
Redaktur : Tim Redaksi