Kapolri Bentuk Tim Khusus Usut Insiden Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo 

Selasa, 12 Juli 2022 – 19:50 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan keterangan di Bareskrim Polri, Selasa (12/7). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengusut polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Tim itu akan dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Pramono, beranggotakan Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kepala Badan Intelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, dan Asisten SDM Polri Irjen Wahyu Widada.

BACA JUGA: Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo Perlu Diusut TGPF? Bambang Menjawab Tegas

Kapolri Jenderal Listyo mengungkap alasan membentuk tim khusus dalam insiden baku tembak antara Bharada E dan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut.

Insiden baku tembak itu menewaskan Brigadir J, sopir istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Baku Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam, Pernyataan Kapolri Jelas dan Tegas

Kapolri Jenderal Listyo mengakui banyak isu liar yang beredar di balik insiden baku tembak itu.

Hanya saja, mantan Kabareskrim Polri ini tidak memerinci soal isu liar yang dimaksudnya tersebut.

BACA JUGA: Kapolri Menugaskan 5 Jenderal Usut Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo

“Kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar. Tentunya kami ingin semua ini bisa tertangani dengan baik,” katanya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (12/7). 

“Oleh karena itu saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin Pak Wakapolri, kemudian ada Pak Irwasum, Pak Kabareskrim, Pak Kabaintelkam, kemudian juga ada Asisten SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kami libatkan. Termasuk juga dari fungsi Provost dan Paminal,” paparnya. 

Dia menambahkan dalam pembentukan tim itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) serta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Kapolri Jenderal Listyo berharap pemeriksan kasus ini bisa dilakukan secara transparan dan objektif.

Sebab, kasus ini menyangkut masalah anggota polisi.

“Kami juga ingin peristiwa yang ada ini betul-betul menjadi terang,” katanya. 

Oleh karena itu, lanjut dia, rekomendasi dari tim gabungan eksternal dan internal yang dibentuk menjadi masukan yang akan digunakan untuk menindaklanjuti dan melengkapi proses penyelidikan dan penyidikan. 

"Semuanya ini tentunya harus kami telaah, cermati, dan kami tangani secara objektif, transparan, dan memenuni kaidah-kaidah penyelidikan, penyidikan, sesuai dengan apa yang diatur dalam scientific crime investigation, " papar Listyo.

Mantan ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengatakan proses penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut akan dipertanggungjawabkan ke publik.

"Kami yakinkan bahwa kami institusi Polri akan lakukan semua proses ini secara objektif, transparan, dan akuntabel," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Seperti diketahui, insiden berdarah itu terjadi pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan pada saat kejadian, Irjen Ferdy Sambo sedang tidak ada di rumah.

"Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang tes PCR," kata Brigjen Ramadhan di Mabes Polri, Senin (11/7) malam.

Menurut Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.

Dia menjelaskan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi eks Dirtipidum Bareskrim itu saat Putri Ferdy Sambo sedang beristirahat.

Setelah memasuki kamar, J disebut melecehkan istri perwira tinggi Polri itu sembari menodongkan senjata api.

"Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan juga menodongkan senjata pistol kepada istri Pak Kadiv," beber Brigjen Ramadhan.

Ketika itu, istri Irjen Sambo sempat berteriak minta tolong. 

Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar.

Rupanya, teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang saat itu berada di lantai dua rumah tersebut.

Brigjen Ramadhan mengatakan jarak antara Brigadir J dan Bharada E sekitar sepuluh meter.

"Dari atas tangga jarak sepuluh meter, (Bharada E) bertanya ada apa? Namun, direspons tembakan oleh Brigadir J," ungkap Ramadhan.

Setelah itu, antara kedua polisi tersebut terlbat baku tembak dan berakhir dengan kematian Brigadir J. (cr3/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler