Kapolri Berani Mengajak Pihak Eksternal Usut Penembakan Brigadir J, Kompolnas: Kami Apresiasi

Minggu, 17 Juli 2022 – 08:05 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan keterangan pers kepada wartawan terkait kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo. Dok Humas Polri.

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang berani mengajak pihak eksternal bergabung tim khusus untuk mengusut baku tembak antaranggota Polri, Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. 

“Apresiasi kami, Kapolri berani mengajak pihak eksternal (bergabung dalam tim khusus). Beliau berjanji ini terbuka. Beliau ingin transparan dan akuntabel. Beliau ingin melakukan scientific crime investigation,” kata Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto saat menjadi pembicara dalam diskusi akhir pekan Titik Temu bertajuk Citra Polisi pada Bulan Bhayangkara di Jakarta, Sabtu (16/7). 

BACA JUGA: Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Bukan soal Senior Junior, tetapi

Sebelumnya, penembakan antaranggota Polri terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Nomor 46, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB. 

Dalam peristiwa itu, kedua anggota Polri yang terlibat adalah Brigadir Pol. Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) Ajudan Drive Caraka (ADV) Istri Kadiv Propam Polri dan Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. Kejadian itu mengakibatkan Brigadir Pol. Nopryansah tewas tertembak dengan tujuh lubang peluru di tubuhnya.

BACA JUGA: Kasus Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo, Irjen Napoleon: Penyidik Biasa Saja Bisa Mengungkapnya

Disebutkan bahwa peristiwa itu dilatarbelakangi dugaan pelecehan dan penodongan pistol yang dialami istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo. Kapolri Jenderal Listyo, Selasa (12/7), membentuk tim khusus untuk menuntaskan pengusutan kasus baku tembak antaranggota Polri, Selasa (12/7).

Tim khusus melibatkan satuan kerja internal Polri, termasuk Provost dan Paminal, serta eksternal seperti Kompolnas dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

BACA JUGA: Psikolog Novita Tandry Ungkap Kondisi Terkini Istri Irjen Ferdy Sambo

Lebih lanjut Albertus mengatakan Kompolnas juga mengapresiasi keberanian Kapolri Jenderal Listyo dalam menyatakan penyelidikan kasus baku tembak antaranggota Polri yang menewaskan Brigadir J secara terbuka. "Satu yang kami apresiasi dari Kapolri, berani mengatakan (penyelidikan kasus Brigadir J) harus terbuka," ungkap Albertus.  

Menurut dia, langkah buka penyelidikan agar dapat diketahui oleh publik memang perlu dilakukan karena kasus tersebut tidak lagi dapat ditutup-tutupi. 

Apalagi, masyarakat telah menilai ada sejumlah kejanggalan, seperti mengenai kamera pengawas atau CCTV dan lebam pada tubuh Brigadir J

Di sisi lain, Direktur Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta tim khusus Polri fokus pada penyelidikan berbasis ilmiah untuk mengungkap perkara baku tembak antaranggota Polri tersebut. 

“Jangan terpengaruh pada opini-opini di media sosial yang menyesatkan, tetapi tetap fokus pada 'scientific crime investigation' atau penyidikan berbasis ilmiah," kata Edi Hasibuan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/7). 

Menurut dia, pemberitaan pada media sosial yang berkembang lebih mengarah pada persepsi tapi tidak memiliki fakta hukum sama sekali.

"Cukup dijadikan masukan dan tetap fokus pada penyidikan berbasis ilmiah," katanya menegaskan.

Menurut pengajar di Universitas Bhayangkara Jakarta ini, tim bentukan Kapolri Jenderal Listyo saat ini terus kerja keras pagi, siang dan malam untuk mengumpulkan data dan bukti-bukti.

"Hasil kerja tim khusus ini kami harapkan makin banyak menemukan fakta baru yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum agar mendapat kepercayaan dari masyarakat," kata mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini.

Bang Edi, panggilan akrab Edi Hasibuan, mengatakan tidak mudah bagi Polri saat ini membuat masyarakat percaya terhadap hasil investigasi perkara ini.

"Profesionalisme Polri tentu akan menjadi taruhannya. Namun percayalah, dengan mengungkap bukti dan fakta hukum yang benar, kami yakin masyarakat akan makin percaya terhadap Polri. Apalagi, tim khusus ini diawaki empat jenderal bintang tiga dan mereka semua adalah ahli reserse," katanya.

Selain itu tim ini juga sudah melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM sebagai bentuk transparansi Polri.

Menurut dia, tim khusus bakal mendalami berbagai fakta baru dan temuan yang selama ini menjadi sorotan masyarakat mulai dari lokasi kejadian penembakan, autopsi, hingga pengiriman dan penyerahan jenazah kepada keluarganya.

Dia mengatakan Kapolri Jenderal Listyo pada waktunya akan menyampaikan hasil temuan tim khusus ini sesuai fakta yang terjadi di lapangan.

"Kapolri juga kami yakini tidak bakal menutup-nutupi fakta sekalipun itu menyakitkan. Kapolri juga tidak akan pernah ragu menindak siapa pun anggota Polri yang menyimpang apalagi diketahui terbukti menyalahgunakan kewenangan dalam tugasnya," kata Bang Edi.  (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler