jpnn.com - JAKARTA - Polisi tak akan berhenti mengejar gembong teroris paling dicari di Indonesia, Santoso alias Abu Wardah, yang bersembunyi di hutan belantara di Sulawesi Tengah.
Apalagi, kelompok teroris yang bermarkas di Indonesia bagian Timur ini terkenal sadis dan diduga telah membabi buta membantai warga setempat.
BACA JUGA: Jokowi Menambah PR Baru untuk Menko Ini, 6 Minggu Harus Tuntas
“Santoso kami kejar sampai tertangkap,” tegas Kepala Polri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Selasa (22/9).
Janji Kapolri ini sebenarnya sudah yang kesekian kalinya. Karena itu, pernyataan Kapolri ini hanya mempertegas kembali komitmennya untuk membekuk Santoso Cs, yang kerap melakukan perlawanan saat hendak ditangkap itu. Yang jelas saat ini polisi tengah mengejar Santoso di lokasi persembunyiannya.
BACA JUGA: Satu Korporasi di Kalbar jadi Tersangka Pembakar Lahan
“Kan kami sedang mengejar. Tentu kami akan kejar dan berusaha semaksimal mungkin,” kata mantan Kapolda Sulteng itu. "Akan kami tangkap,” tegasnya.
Sebelumnya, Haiti saat acara Puncak Sail Tomini di Pantai Kayubura, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, berharap perburuan kelompok Santoso bisa selesai sebelum 2015.
BACA JUGA: Ketika Sukhoi TNI AU Siap Kejar dan Turunkan Pesawat Asing
“Kami harapkan selesai (Santoso tertangkap, red) sebelum akhir tahun ini,” kata Haiti, Sabtu (19/9) lalu.
Untuk diketahui, Kelompok teroris pimpinan Santoso meneror warga Sulteng pasca baku tembak dengan polisi pada pertengahan Agustus 2015 lalu. Sejak Minggu (13/9) hingga Selasa (15/9), ditemukan tiga warga sipil yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan.
“Dari hasil penyelidikan kami memang itu dilakukan oleh kelompok Santoso,” kata Haiti.
Peristiwa pertama terjadi di Dusun Baturiti, Desa Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Minggu (13/9). Korbannya I Nyoman Astika (70). Leher korban dipenggal.
Peristiwa kedua terjadi, Senin (14/9) pukul 10.00 WITA di Desa Torue, Parigi Moutong. Hengky (50) warga setempat tewas dibunuh.
Selanjutnya, pada Selasa (15/9) sore ditemukan satu mayat lagi dengan kondisi badan utuh oleh Tim Gabungan Polres Parigi Moutong dan Brimob Polda Sulteng, di kilometer 10 dari Desa Salubunga, Kecamatan Sausu. Tubuh korban penuh luka tusuk.
Haiti menegaskan, ini diduga aksi balas dendam kelompok Santoso pascabaku tembak yang terjadi di Poso pada 16, 17, 18 dan 19 Agustus 2015 lalu. Saat baku tembak itu, satu anggota kelompok Santoso tewas. Sedangkan satu anggota Polri gugur ketika mengevakuasi mayat anggota kelompok Santoso.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gayus Nongkrong di Restoran, Ini Komentar Kapolri
Redaktur : Tim Redaksi