jpnn.com - SIDOARJO - Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur meresmikan pelayanan berbasis online yang sudah dilaksanakan tujuh Polres di ruang lingkup Polda Jawa Timur, Kamis (1/9).
Ketujuh inovasi pelayanan yang diresmikan itu di antaranya SKCK Online dan SKCK keliling online (Polres Sidoarjo), Go-Siap pelayanan publik terintegrasi berbasis IT (Polres Gresik), We Are Ready dan kentongan online berbasis android (Polres Jember).
BACA JUGA: Resmi! Jokowi Usulkan Pencopotan Sutiyoso
Selain itu, juga ada Panic Button On Hand dan aplikasi pelayanan tindak kriminalitas berbasis android (Polres Malang), sistem operasi terpadu online atau Soto (Polres Lamongan), Crime Alarm System dan aplikasi pelaporan berbasis android (Polres Bojonegoro). Terakhir, sistem siaga bumi wali (SIGI) yakni informasi pelayanan pengaduan berbasis android (Polres Tuban).
"Saya melihat ini, cukup bangga dengan segenap inovasi dari Polres Sidoarjo, Tuban, dan seterusnya ini. Seperti inilah yang kami harapkan," kata Tito di Mapolres Sidoarjo, Jawa Timur.
BACA JUGA: Tak Bisa Buat Keputusan, DPD hanya Menjadi Aksesori
Menurutnya, di era digital, polisi juga harus ikut larut di dalamnya. Dia menilai, inovasi yang diterapkan di tujuh Polres tersebut, akan menjadi contoh di kantor polisi lainnya. "Kita butuh memberi pelayanan yang lebih baik, yaitu basis IT," jelas dia.
Tito menjelaskan, Indonesia, dalam hal ini Jakarta, termasuk 50 kota di ASIA yang tingkat kenyamanan hidupnya buruk dan kriminalitas tinggi. Tito mencontohkan seperti di Jakarta yang tidak memiliki keamanan pelayanan terintegrasi.
BACA JUGA: Demi Nawacita Jokowi, Misbakhun Ingatkan Sri Mulyani
"Apakah ada CCTV di sudut-sudut kota yang meng-cover semua area. Kemudian tidak ada panic button yang mengatur pelayanan dalam satu reaksi, terutama memanggil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran," terang Tito.
Namun, Tito menilai, inovasi yang dilakukan oleh tujuh Polres tersebut, merupakan hal yang patut diapresiasi. Tito mengaku merasa malu dengan hal tersebut.
"Saya merasa malu. Di Mabes belum banyak berbuat. Justru di Polres yang didukung pemda bisa berbuat. Mungkin ini memacu kami di Mabes Polri, mungkin mengadopsi sistem yang ada di sini, untuk diangkat tingkat nasional. Seperti Korlantas punya sudah SIM online, tapi STNK dan BPKB belum. Kami harapkan 2017 semua bisa online, supaya masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan. Potensi korupsinya juga rendah," jelas Tito.
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Asman Abnur akan membawa inovasi tersebut untuk jadi bahan evaluasi bagi jajaran Polri. Alasannya, inovasi itu dapat meningkatkan mutu pelayanan aparatur kepolisian pada seluruh masyarakat.
Menurut dia, dalam bidang pelayanan, pihaknya memfokuskan dua upaya perbaikan. Yakni pelayanan publik berbasis elektronik yakni, E-Budgeting dan E-Goverment. "Ini tugas saya. Saya minta dukungannya ke Pak Kapolri, inovasi ini harus kita tularkan seleruh provinsi yang ada di Indonesia ini," jelas dia.
Asman menuturkan, akan membawa inovasi tersebut menjadi contoh ke instansi pemerintahan di Indonesia.
"Saya akan bawa ke daerah-daerah yang akan saya kumpulkan SKPB, bupati, dan semua wali kota. Di samping saya menggelorakan pelayanan publik, saya juga akan menyajikan inovasi-inovasi yang sudah jadi seperti ini. Kita harus berubah," tegas dia. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konon Reza Bukan Pecandu Narkoba, tapi Hanya Coba-Coba
Redaktur : Tim Redaksi