jpnn.com, SURABAYA - SFL, 40, otak sekaligus eksekutor perampokan di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, nyawanya melayang setelah ditembus peluru polisi di jalan bypass arteri Porong Sidoarjo, Selasa (20/6).
Dia langsung didor karena berusaha melawan polisi saat dikeler untuk menunjukkan tempat pembuangan senjata apinya.
BACA JUGA: Dor, Pelaku Perampokan Modus Gembos Ban Ambruk Ditembak
Seperti diketahui, SFL merupakan kapten (pimpinan) komplotan yang merampok nasabah bank, Davidson Tantono (31) di SPBU Jl Daan Mogot KM 12, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (9/6).
Tak hanya uangnya Rp 300 juta yang amblas, nyawa korban pun melayang setelah ditembak oleh SFL.
BACA JUGA: Polisi Hanya Sita Rp 6 Juta dari Komplotan Perampok Sadis Daan Mogot
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum)Polda Metro Jaya Kombes Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan, sebelumnya tersangka ditangkap di Banyuwangi bersama seorang perempuan RCL dan lelaki berinisial NZR. RCL ini adalah pacar SFL.
"Senin (20/6) sekitar pukul 13.30 SLF, NZR dan RCL ditangkap di sebuah rumah temannya di Blambangan, Banyuwangi. Mereka berencana akan kabur ke Bali," kata Kombes Pol Rudy, Selasa,(20/6).
BACA JUGA: Kapten Perampok di SPBU Daan Mogot Duel dengan Polisi, Dor! Mampus!
Rudi menyebutkan, dari Banyuwangi ketiga tersangka dikeler ke jalan bypass arteri Porong untuk mencari senjata api yang digunakan menghabisi korbannya.
Senin (19/6) sekitar pukul 19.00, ketiga tersangka dibawa dari Banyuwangi. Kemudian sampai di daerah bypass arteri Porong sekitar pukul 03.00.
"SLF mengaku membuang senpi di bypass Porong. Akan tetapi saat dikeler SLF bukannya menunjukkan di mana lokasi senpi dibuang dan malah berupaya mengambil senpi anggota. Kemudian anggota memberikan tindakan tegas," jelasnya.
Dari situ kemudian tersangka SLF tumbang setelah ditembus timah panas di perut dan dada kiri. Saat dibawa ke rumah sakit di Sidoarjo, dalam perjalanan korban menghembuskan napas terakhir.
"Tersangka SLF setelah meninggal langsung dibawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk otopsi. Saat ini pihak rumah sakit menunggu keluarga tersangka," paparnya.
Menurut Rudy, komplotan ini memiliki anggota sepuluh orang lebih dan berasal dari kelompok Lampung. Dari sepuluh orang itu baru tujuh yang ditangkap.
Dua komplotan sebelumnya berhasil ditangkap di Karawang dan Bogor. Salah satunya tewas ditembak polisi karena melawan.
Mereka sudah beraksi di 24 tempat kejadian perkara (TKP) di Jakarta, Jawa Barat dan Tangerang.
"Mereka beraksi dari bulan April sampai Juni. Hanya dua bulan mereka dapat mengumpulkan uang Rp 2 miliar ," jelasnya.
Rudi menuturkan, komplotan ini di Jakarta menyewa apartemen dan menyewa mobil untuk melancarkan aksinya.
Mereka selalu berbagi peran, salah satunya SLF ini adalah otak dari perampokan yang menewaskan korbannya di SPBU Daan Mogot Jakarta Barat.
Sementara NZR sebagai pemantau situasi dan RCL pacar SLF adalah penyedia tempat tinggal dan penentu tempat rapat sebelum dan sesudah beraksi.
Dari penangkapan terhadap ketiga tersangka ini polisi dapat menyita barang bukti enam buah handphone berbagai merek, uang tunai Rp 6 juta dan sebuah jaket yang dipakai SLF ketika beraksi di Daan Mogot.
"Saat ini kami masih melakukan pengembangan. Doakan saja kawanan yang belum tertangkap segera dapat dibekuk," tandasnya. (rus/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dooor! Eksekutor Perampokan Davidson Tantono Ditembak Mati
Redaktur & Reporter : Soetomo