jpnn.com - MEDAN - Laporan pencabulan yang dilayangkan Yesika Pratiwi Sidabalok, anggota DPRD Siantar ke Polres Siantar dengan menuding anggota DPRD Siantar dari Partai Golkar, DS, membuat Kader Golkar Kota Siantar terkejut.
Pasalnya, tanggal 3 Oktober 2014 lalu Tiwi dan DS sudah berdamai untuk tidak mempersoalkan hal tersebut di kemudian hari.
Hal itu diungkapkan Ketua DPD Partai Golkar Kota Siantar, Mangatas Marulitua Silalahi kepada Pos Metro Medan (grup JPNN), Sabtu (25/10) siang. Sebelum menghubungi Mangatas tersebut, Pos Metro terlebih dahulu menghubungi Ketua DPW Partai Golkar Sumut, Ajib Shah.
Ajib Shah mengaku tidak mengetahui secara detail persoalan yang terjadi atas kadernya tersebut.
BACA JUGA: Jual Hasil Curian ke Polisi, Masuk Sel Lagi
"Hubungi Mangatas aja ya. Soalnya, dia ketua di sana. Lagian, saya tidak mengetahui secara detail persoalan itu. Kalau dia (Mangatas) pasti tahu," ucapnya singkat.
Sedang Mangatas mengaku sangat terkejut atas laporan yang dilakukan Tiwi ke Polres Siantar beberapa waktu lalu.
Pasalnya, berselang 4 hari setelah kejadian tersebut, Tiwi dan DS telah menjumpainya di ruang kerjanya di gedung DPRD Siantar. "Terus terang, kita merasa tekejut atas pemberitaan itu. Soalnya, tanggal 3 Oktober kemarin, mereka bertemu sama saya di ruang kerja saya di DPRD Siantar," ucapnya.
Lebih lanjut, bebernya, dalam pertemuan tersebut Tiwi membawa kertas yang bertuliskan pernyataan mengenai kronologis seperti yang tersaji di media massa. Saat itu, dirinya meminta kepada DS untuk menandatangani pernyataan yang telah dikonsepnya tersebut.
"Dia bawa pernyataan itu supaya ditandatangani DS dengan alasan untuk berjaga-jaga dan tidak akan melaporkan hal tersebut ke polisi. Pasalnya, dia mengaku takut sewaktu-waktu DS berbuat yang macam-macam kepadanya. Maka itu, DS pun kemudian membaca surat pernyataan yang dikonsepnya. Namun, setelah DS membaca pernyataan itu. DS sempat membantah poin yang ada di dalam pernyataan yang telah dikonsep Tiwi. Pernyataan yang dibantah DS itu mengenai menarik paksa Tiwi ke dalam Siantar Hotel. Sebab, DS mengaku dirinya sama sekali tidak ada melakukan hal itu," kenangnya.
BACA JUGA: Mantan Kades Tertangkap Berjudi
Sayangnya, tambah Mangatas, bantahan yang dilakukan DS tersebut membuat Tiwi menangis secara histeris. Alhasil, seorang di antara mereka pun berusaha menenangkan Tiwi.
"Saat pertemuan itu, kami ada 4 orang. Saya, DS, Tiwi dan ibu Rini. Melihat Tiwi menangis itu, ibu Rini pun berusaha menenangkan Tiwi. Sembari menangis itu, Tiwi mengatakan kepada DS untuk menandatangi pernyataan itu jika DS beritikad baik," ucapnya.
BACA JUGA: Penebas Istri dan Balitanya Ngaku Pegang Pedang Nabi Muhammad
Kemudian, beber Mangatas, kala itu DS mengaku takut persoalan tersebut diketahui orang tuanya. Makanya, DS pun kemudian meminta supaya dirinya bekordinasi dengan orang tuanya.
"Tapi Tiwi tetap mendesaknya untuk menandatangani pernyataan tersebut. Saat itu, Tiwi kembali mengatakan surat tersebut untuk keselamatannya. Dan saat itupun saya meminta kepada Tiwi untuk memberi waktu, supaya saya berkordinasi dengan keluarga DS. Tapi tetap juga, Tiwi mengatakan tidak bisa. Alhasil, DS pun kemudian menandatangi surat tersebut," terangnya.
Namun, sebelum DS menandatangani pernyataan tersebut, Mangatas sempat menanyakan kepada Tiwi mengenai pernyataannya yang menyebutkan hal tersebut tidak akan sampai ke ranah hukum.
"Sewaktu saya tanya apakah ucapannya itu bisa dipegang. Tiwi berjanji bisa. Makanya itu DS kemudian menandatangani surat itu," ucapnya.
Tapi sayang, pernyataan Tiwi tersebut terkesan hanya janji-janji belaka. Pasalnya, tanggal 20 Oktober 2014 lalu, Tiwi malah mendatangi Polres Siantar dan melaporkan kejadian tersebut.
"Terkejut kali kami saat itu. Makanya, tanggal 21 Oktober Partai Golkar Kota Siantar lakukan pertemuan dan memanggil DS untuk melakukan klarifikasi. Saat itu DS membantah pernyataan yang tersaji di media massa yang menyebutkan dirinya melakukan pemaksaan. Karena saat itu DS mengaku tidak ada memaksa Tiwi," ungkap Mangatas.
Namun, lantaran hal tersebut sudah masuk ke ranah hukum, Mangatas pun menyerahkan semuanya kepada polisi. "Ya kita ikuti saja kasusnya. Kita pun tidak tahu kenapa hal ini bisa sampai tersebar. Soalnya Tiwi berjanji tidak akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum," ucap Mangatas.
Saat disinggung, seperti apa kedekatan antara DS dan Tiwi, Mangatas mengaku tidak mengetahuinya. Namun, kedua anggota DPRD Siantar yang berstatus lajang tersebut tampak sangat dekat sepekan sebelum kejadian tersebut.
"Sudah sering mereka satu mobil. Dan seminggu sebelum kejadian itu mereka tampak sangat dekat. Lantaran keduanya lajang, ya kita menanggapi kedekatan tersebut sangat lumrah," pungkasnya. (ind/bd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis SS untuk Nafkahi Anak-Istri
Redaktur : Tim Redaksi