Kasus Bendera Tauhid, Aboe PKS: Jangan Ada Pembiaran!

Selasa, 23 Oktober 2018 – 15:36 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Al-Habsyi di sela-sela pertemuan antara Komisi III DPR dengan Instansi Kepolisian Daerah dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jateng di Semarang, Selasa (27/2). Foto: Humas DPR RI

jpnn.com - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aboe Bakar Al Habsy mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengusut tuntas peristiwa dugaan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid pada perayaan Hari Santri Nasional, di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), Senin (22/10).

Menurut Aboe, peristiwa ini harus mendapat atensi dari Kepolisian Daerah (Polda) Jabar. “Karena setelah viralnya video tersebut banyak reaksi keras yang diberikan oleh masyarakat,” kata Aboe, Selasa (23/10).

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Sesalkan Pembakaran Bendera Tauhid

Wakil ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR itu menuturkan, Polri harus berperan aktif dalam menjaga keamanan di Garut maupun Jabar. Aturan hukum harus ditegakkan.

“Jangan sampai nanti masyarakat melihat ada pembiaran, kemudian mereka melakukan tindakan sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA: Fadli: Pembakaran Bendera Tauhid Mengarah ke Penistaan Agama

Politikus yang beken dengan panggilan Habib Aboe itu menuturkan, telah banyak berdar video kecaman atas pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut.

Pada umumnya, ujar Aboe, mereka tersinggung dengan pelecehan yang dilakukan terhadap bendera berkalimat tauhid tersebut. “Jangan sampai kekecewaan seperti ini nanti melebar. Oleh karenanya Polres Garut dan Polda Jabar harus mengantisipasi situasi ini dengan baik,” pinta Aboe.

BACA JUGA: Pembakaran Bendera Tauhid Pasti Timbulkan Masalah

Kepolisian telah menindaklanjuti insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, insiden pembakaran itu terjadi pada pukul 09.30 WIB.

Pembakaran tersebut terjadi di acara Hari Santri Nasional, di mana ketua panitianya adalah Hisnu Mubarok dan seksi acara Zaenal Mahpudin. Pada peringatan hari Santri Nasional ke-3 ini diikuti sekitar empat ribu orang yang berada di wilayah Garut Utara, tepatnya Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong dan Cibatu.

Kegiatan ini diawali dengan giat istigasah yang diikuti oleh seluruh peserta. "Lalu pada pukul 09.30 terjadi pembakaran diduga bendera HTI (Hizbut Thahrir Indoesia) yang dilakukan oleh peserta kegiatan atau anggota Banser," ujar Dedi, Selasa (23/10).

Kemudian pukul 14.30 WIB, peringatan Hari Santri Nasional itu selesai. Namun, video pembakaran tersebut menjadi viral dan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TKN Jokowi Khawatir Kasus Bendera Tauhid jadi Isu Politik


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler