jpnn.com, PONTIANAK - Frantinus Nirigi, yang bercanda membawa bom hingga para penumpang Lion Air nomor penerbangan JT 687 dari Bandara Supadio Pontianak, Kalbar, tujuan Jakarta, Senin (28/5), berhamburan keluar dari pesawat, masih menjalani pemeriksaan.
Setidaknya sebelas penumpang yang menjadi korban setelah melompat ke apron dari pintu darurat, akibat ulah pria lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak tersebut.
BACA JUGA: Kemenhub Kerahkan Penyelidik Usut Kasus Bercanda Bawa Bom
Ditemui di ruangan ADO Bandara Supadio, Manager Operasional PT Angkasa Pura (AP) II Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Bernard Munthe menyatakan, isu bom di bandara merupakan candaan dari penumpang.
Kepada sejumlah wartawan, ia menerangkan pada Senin (28/5) pukul 18.40 Wib, petugas Avsec bernama Rino Setiadi menerima laporan bahwa ada gurauan atau ancaman bom dari salah satu penumpang pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 687.
BACA JUGA: Iseng Sebut Bom di Pesawat, Frantinus Resmi Jadi Tersangka
"Yang bersangkutan ini (Nirigi), menyampaikan ketika tasnya akan diperiksa pramugari, mungkin barang kali beliau tidak senang, entah bagaimana caranya untuk penempatan bagasinya itu, sehingga muncul kata-kata bom," kata Bernard.
Itu pun, lanjut dia, sesuai keterangan penumpang. Sementara ini, kata dia, masih dalam proses klarifikasi. "Saat mendengar ada ancaman bom, pramugari memberikan briefing untuk menyampaikan ke kapten (pilot), dan kapten memberikan pemberitahuan dalam pesawat," jelas Bernard.
BACA JUGA: Kemenhub Dorong Polri Pidanakan Penebar Teror di Penerbangan
Setelah adanya pemberitahuan dari kapten, pramugari menyampaikan ke semua penumpang untuk keluar perlahan-lahan dan tenang. "Karena ada kata-kata ancaman itu, sehingga mungkin penumpang-penumpang ini merasa panik," katanya.
Saat kepanikan memuncak, semua penumpang berhamburan. Pihak keamanan bandara bersama TNI dan Polri bergegas menjemput Nirigi dan dua pramugari untuk diminta memberikan klarifikasi. Di ruangan ADO, Nigiri dan dua pramugari itu memberikan penjelasan. Dan, pemeriksaaan berlanjut di Polresta Pontianak.
Bernard mengatakan, hasil konfirmasi pihaknya, penumpang yang panik tidak mengindahkan instruksi pramugari dan membuka paksa pintu/jendela darurat. Penumpang kemudian nekat melompat melalui jendela darurat itu.
BACA JUGA: Detik-detik Penumpang Lion Berhamburan Lewat Pintu Darurat
"Bukanya pintu darurat ini bukan atas instruksi pramugari. Tapi inisiatif dari penumpang. Sehingga beberapa penumpang ini nekat melompat dari pintu darurat dan menimbulkan masalah," ujar Bernard.
Dari data yang diterima pihaknya, penumpang yang luka-luka hanya sekitar tujuh orang. Korban kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr Mohammad Sutomo, Lanud Supadio.
"Informasi terakhir, tiga korban sudah keluar dari rumah sakit. Tidak fatal. Hanya butuh perawatan saja. Patah kaki tidak ada. Mereka hanya trauma," tegasnya.
Bernard juga sempat berbincang dengan Nirigi. Pemuda itu merupakan alumni Untan. Nigiri baru saja lulus kuliah program sarjana pada Mei ini. Rencananya dia akan pulang ke Wamena transit Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK).
“Dia adalah mahasiswa yang sudah selesai kuliah dan wisuda. Dia berencana akan balik ke kampung halamannya di Wamena,” terang Bernard. (ocs/ban/riz/arm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub Bakal Tindak Tegas Pelaku Candaan Bom
Redaktur & Reporter : Soetomo