jpnn.com - GORONTALO – Penyakit demam berdarah dengeu (DBD) sedang mewabah di Gorontalo. Selama sebulan terakhir, banyaknya pasien berdampak terhadap ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Gorontalo yang semamin menipis.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, pasca merebaknya penyakit DBD permintaan darah di PMI Kota Gorontalo mengalami peningkatan sekitar 5 persen.
BACA JUGA: Dahulu Adalah Surga, Sekarang Jadi Neraka
“Untuk Desember kebutuhan berkisar 1.000 kantong darah untuk semua golongan darah. Namun, sepanjang Januari mengalami peningkatan. Jumlah akhirnya baru akan dirangkum pada akhir Januari, yang pastinya ada kenaikan sekitar 5 persen,” ungkap Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) Provinsi Gorontalo dr.Yana Yanti Suleman.
Menurut dr.Yana Suleman, tingginya permintaan darah akhir-akhir ini membuat pihak UTD cukup kesulitan dan kewalahan. Pasalnya, jumlah pendonor belum sebanding dengan tingkat kebutuhan darah.
BACA JUGA: Dianggap Bisa Jadi CPNS, Tes Pegawai Kontrak Membeludak
“Satu pasien itu rata-rata membutuhkan 5-10 kantong. Sementara tidak setiap hari ada pendonor yang mendonorkan darah,” ujar dr.Yana Suleman.
Lebih lanjut dr.Yana Suleman menjelaskan, di setiap rumah sakit memang tersedia bank darah. Namun stok yang ada di bank darah tersebut hanya berkisar 20 kantong.
BACA JUGA: Membara, 7 Rumah dan Rumdin Dokter Dilalap Api
“Dengan tingginya kebutuhan darah akibat DBD saat ini maka stok di bank darah di rumah sakit cepat habis. Maka otomatis pasien datang ke UTD berkaitan kebutuhan darah,” tutur dr.Yana Suleman. (csr/dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Toilet, Dua Rumah Dibakar, Tiga Rusak Berat
Redaktur : Tim Redaksi