jpnn.com - JAKARTA - Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat dua tersangka baru dalam penyelenggaraan festival Berdendang Bergoyang di Istora, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakpus.
Penetapan dua tersangka baru itu dilakukan setelah penyidik Polres Metro Jakarta Pusat melakukan gelar perkara pada Senin (21/11) kemarin.
BACA JUGA: Kasus Festival Berdendang Bergoyang, Kombes Komarudin: Besok Kami Umumkan Tersangka-Tersangka Baru
“Kami kemarin sore kembali melakukan gelar perkara dan menetapkan dua tersangka baru," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (22/11).
Perwira menengah Polri ini menjelaskan bahwa dari hasil pengembangan pemeriksaan, terdapat dua orang tersangka baru berinisial AL dan MA.
BACA JUGA: Pencuri Bermodus Pecah Kaca Kendaraan yang Kerap Beraksi di Jaksel Dibekuk Polisi
"Mereka merupakan panitia penyelenggara festival musik 'Berdendang Bergoyang', dengan inisial yang pertama AL selaku penanggung jawab perizinan, dan kemudian MA sebagai penanggung jawab di bagian promosi dan produksi," ungkap Kombes Komarudin.
Dia menambahkan kedua tersangka baru berinisial AL dan MA itu dikenakan Pasal 55 Ayat 1 KUHP.
BACA JUGA: Polisi Gulung Kawanan Pembunuh Sopir Taksi Online di Tangerang
"Dikenakan pasal yang sama dengan tersangka sebelumnya, Pasal 55 Ayat 1 Ke 1 (KUHP) turut serta, karena dari pihak perizinan mereka yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Komarudin menjelaskan tersangka AL ini mengetahui jumlah tiket yang sudah terjual.
Namun, katanya, AL mengajukan izin dengan angka yang jauh berbeda dari tiket yang dijual.
“Sama halnya dengan bagian promosi dan produksi si MA," ungkapnya.
Kombes Komarudin mengatakan kedua tersangka baru itu tidak dilakukan penahanan.
Hingga saat ini, Polisi sudah menetapkan empat tersangka kekisruhan festival Berdendang Bergoyang.
Sebelumnya, Polres Metro Jakpus telah menetapkan HA selaku sebagai penanggung jawab acara dan DP selaku direktur, sebagai tersangka.
Penanggung jawab festival musik itu dikenakan Pasal 360 Ayat 2 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat. Kemudian Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Awalnya, konser tersebut direncanakan berlangsung selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober 2022. Namun, jumlah pengunjung yang membeludak pada hari kedua membuat pihak Kepolisian memutuskan untuk membatalkan konser pada hari ketiga. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi