jpnn.com - BALIKPAPAN – Kasus kekekerasan terhadap anak di Balikpapan sangat tinggi. Hal itu terungkap dari data yang dimiliki Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Balikpapan.
BPMPPKB Balikpapan mencatat pada 2013 terdapat sebelas kasus kekerasan anak. Setahun kemudian, meningkat menjadi 35 kasus. Pada 2015 melonjak tajam menjadi 88 kasus.
BACA JUGA: Miris! Sudah Setor Rp 165 Juta Ternyata Gagal Naik Haji
Tahun ini hingga semester pertama, terdapat 69 kasus. Jumlah kasus kekerasan pada anak pada 2016 berpotensi meningkat mengingat masih ada empat bulan ke depan.
Kepala BPMPPKB Balikpapan Sri Wahyuningsih mengatakan, kasus kekerasan di Balikpapan memang tinggi. Bahkan diduga masih banyak korban yang belum melapor. Diibaratkan seperti fenomena gunung es.
BACA JUGA: Waduh, Giliran Ayam Malaysia Serbu Pasar Indonesia
Menurutnya, dulu minim tempat pengaduan dan perlindungan. Jadi, sedikit korban yang terdeteksi.
Namun, semenjak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) berdiri 2012, maka korban kekerasan berbondong-bondong melapor. “Jadi, peningkatan kasus kekerasan anak itu wajar,” kata Sri ditemui Kaltim Post di kantornya, Kamis (8/9).
BACA JUGA: Mabes Polri Diminta Turun Tangan Usut Korupsi di Demak
Sri menjelaskan, P2TP2A adalah program Pemkot Balikpapan untuk memberi perlindungan kepada kekerasan anak dan perempuan. Di P2TP2A tersedia tim konseling yang ditangani langsung oleh ahli psikologi untuk membantu menghilangkan trauma korban.
Ada pula tim advokat untuk membantu proses hukum korban dan ada juga kerohaniwan untuk menjaga nilai-nilai moral korban.
“Bahkan P2TP2A juga telah bekerja sama dengan puskesmas dan rumah sakit untuk memberikan penanganan jika korban mengalami luka fisik,” jelas perempuan berkacamata itu. (ay/aim/rom/k15/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ckckck, Pak Camat yang Dituding Selingkuh Bilang Begini
Redaktur : Tim Redaksi