Kasus Sekeluarga Bunuh Diri di Malang, Polisi Beber Hasil Labfor, Singgung Sampel Darah di Gelas

Rabu, 10 Januari 2024 – 19:19 WIB
Arsip - Personel Polres Malang saat melakukan olah TKP pada sebuah rumah di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/12/2023). Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Malang

jpnn.com, MALANG - Polisi mengungkap hasil pengujian dari laboratorium forensik (labfor) terkait kasus bunuh diri satu keluarga di Dusun Boro, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Menurut Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat sampel darah di kamar, pisau, dan di gelas dinyatakan identik milik sang ayah berinisial WE, 43.

BACA JUGA: Perempuan Misterius yang Tewas Tertabrak KA Pangrango di Sukabumi Diduga Bunuh Diri

"Dari sampel darah yang berceceran, kemudian darah yang menempel di pisau, kemudian di gelas, itu memiliki DNA yang dinyatakan identik dengan identitas almarhum Bapak W," kata Gandha  di Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu.

Pada 12 Desember 2023 lalu, tiga orang meninggal dunia diduga akibat bunuh diri di satu rumah. Ketiga orang itu adalah ayah berinisial WE, ibu berinisial S (40), dan anak berinisial ARE (12). 

BACA JUGA: Debat Ekonomi Digital, Mahfud Sebut Ada yang Bunuh Diri Terjerat Pinjol

Seorang anak lagi, AKE (12), dalam kondisi selamat dan hidup. AKE dan ARE merupakan anak kembar dari pasangan WE dan S.

WE merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Kecamatan Sukun, Kota Malang; sedangkan S sehari-hari berjualan kue di rumah.

BACA JUGA: Banyak Kasus Bunuh Diri & Stunting, Mom Uung Gelar Roadshow

Anak kembar WE dan S, yakni AKE dan ARE, masih sekolah di bangku kelas VII sekolah menengah pertama (SMP).

Gandha menjelaskan melalui uji labfor Polda Jawa Timur tersebut, WE merupakan sosok yang meminumkan cairan obat nyamuk kepada istri dan seorang anaknya.

WE merupakan orang terakhir yang memegang gelas berisi cairan obat antinyamuk tersebut.

Dari hasil pengujian labfor, ditemukan kandungan transflutrin atau bahan aktif dalam obat nyamuk pada potongan lambung S dan ARE.

Hal itu sesuai dengan bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

Selain itu, lanjutnya, ditemukan pula karton teh kemasan di TKP. Diduga kuat, teh kemasan tersebut dicampur dengan obat antinyamuk cair sebelum diberikan kepada S dan ARE.

"Jadi, saat menuangkan, obat antinyamuk tersebut dicampur dengan teh kemasan untuk menghilangkan rasa tidak enak dari obat antinyamuk," jelas Gandha.

Dia memastikan tidak ada upaya kekerasan yang dilakukan WE saat meminumkan cairan tersebut kepada istri dan anaknya.

Sebab, lanjut Gandha, berdasarkan hasil visum tidak ditemukan bekas luka cakar maupun bekas lebam di tubuh mereka.

"Setelah ini, kami akan melaksanakan gelar perkara apakah ada peristiwa pidana atau tidak," tambahnya.

Polisi menyimpulkan motif bunuh diri tiga orang dalam satu keluarga tersebut adalah terkait utang.

Dari informasi yang dikumpulkan selama proses penyidikan, WE memiliki utang sekitar puluhan juta.

"Saya hanya bisa bicara karena kita juga harus menjaga korban (anak AKE) dari trauma mendalam, kewajiban keuangannya hanya berkisar puluhan juta saja," ujar Gandha.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler