Kasus Taruna ATKP Makassar: Sang Ayah Yakin Aldama Putra Dikeroyok

Sabtu, 09 Februari 2019 – 06:45 WIB
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo memperlihatkan barang bukti penganiayaan Taruna ATKP Makassar Aldama Putra oleh seniornya. Foto: Syamsul Alam/Fajar

jpnn.com, MAKASSAR - Aldama Putra, taruna ATKP Makassar, tewas setelah diduga dianiaya oleh seniornya.

Daniel Pongkala dan istri tak akan pernah melupakan momen bahagia bersama putranya, yakni saat Aldama berhasil masuk ke kampus pilihannya, ATKP Makassar.

BACA JUGA: Suara dari Senayan terkait Kasus Taruna ATKP Makassar Tewas di Tangan Senior

Mariati menangis haru ketika mengetahui salah seorang pria berseragam ATKP adalah putranya, Aldama. Dia bahkan nyaris tak mengenali anaknya sendiri.

Saat Aldama menyapa, Mariati langsung mencurahkan air mata dan memeluk tubuh kekar anaknya.

BACA JUGA: Taruna Tewas, BPSDM Perhubungan Tingkatkan Pengawasan

"Istri saya hampir tak mengenali Dama (panggilan akrab Aldama Putra, red). Kan, sehabis pelatihan dengan tentara selama sebulan lebih dan dinyatakan lulus, tubuhnya berubah tegap dan padat begitu. Terus, kulitnya juga hitam sekali. Semua taruna baru mukanya sama karena hitam. Padahal, waktu keluar rumah, masih putih sekali," kenang Daniel, berusaha menguatkan hatinya.

BACA JUGA: Taruna ATKP Makassar Tewas, Misteri Telepon Tengah Malam

BACA JUGA: Hanya Rusdi yang Hajar Taruna ATKP Makassar Aldama Putra?

Momen bahagia itu juga mengundang haru bagi Daniel. Kebanggaan langsung tercurah untuk putra kesayangannya. Ia langsung dielu-elukan keluarga besarnya karena Dama berhasil lolos dari ujian masuk akademi bergengsi di kota Makassar. Apalagi, Dama sebelumnya juga nyaris menjatuhkan pilihan mendaftar TNI.

Tak ada yang bisa membaca garis waktu. Baru enam bulan berjalan, air mata kembali membanjiri pipi Mariati. Seolah palu godam menghantam separuh kesadarannya. Beberapa kali ia kehilangan kesadarannya.

Doa dan istigfar terus diucap untuk anaknya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.

"Memang masih sempat syok berat. Sekarang sudah bisa terima tamu ibu-ibu yang datang ke rumah. Sudah bisa sedikit cerita-cerita. Apalagi, istri saya minta agar ada Yasinan selama tiga hari, meskipun anak saya dikuburkan sesuai keyakinannya (Kristen)," tutur Daniel kepada FAJAR (Jawa Pos Group).

Daniel terus memantau perkembangan kasus penganiayaan yang menewaskan anaknya. Polrestabes Makassar memang sudah menjaring satu tersangka.

Hanya saja, anggota TNI AU itu belum percaya hanya satu pelaku penganiaya putranya. Dia meyakini, masih ada orang lain menjadi penyebab Aldama meninggal.

"Tidak satu yang pukul anak saya itu. Tidak masuk akal. Jadi tolong jangan ditutup-tutupi. Pelaku (tersangka, red) juga bodoh kalau tidak ngomong siapa teman-temannya yang ikut memukul anak saya," ucap lelaki berpangkat Pelda ini.

Ia menerangkan, luka-luka di tubuh Dama menunjukkan penganiayaan oleh banyak orang. Bukan pula luka-luka lama. Semuanya luka baru. Dia begitu yakin, lantaran pertemuan terakhir dengan anaknya juga tidak menunjukkan luka segores pun.

BACA JUGA: Hanya Rusdi yang Hajar Taruna ATKP Makassar Aldama Putra?

"Kalau satu orang saja yang mukul, kecuali dia mukul terus-terusan sampai beberapa jam, ya mungkin mati. Tapi kan yang mukul itu manusia, punya rasa kasihan juga dalam hatinya. Kecuali yang mukul itu binatang tidak ada rasa kasihan, bisa lah mati. Tapi yang ini banyak sekali lukanya," paparnya.

Oleh karena itu, ia kukuh menganggap anaknya dikeroyok. Anaknya sudah dibekali dengan teknik bela diri karate langsung darinya. Tentunya, kata Daniel, anaknya pasti tidak akan akan rubuh berhadapan dengan satu orang.

"Hukum itu tidak mengenal kasta. Jangan bilang kalau ini anaknya pejabat, anaknya siapa. Tetap harus ditegakkan," tegas Daniel, yang masih sibuk menerima beberapa tamu yang datang melayat.

Hanya saja, pihak kepolisian masih kukuh dengan hasil interogasi terhadap tersangka tunggal itu. Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo sebenarnya belum memastikan hanya pelaku tunggal lantaran masih menunggu hasil autopsi.

Hingga kini, pihaknya belum menerimanya. Sementara beberapa barang bukti yang sudah diamankan dan saksi-saksi hanya mengarah pada tersangka Muhammad Rusdi.

"Belum ada (hasil autopsi). Tunggu saja," pungkas Wahyu. Tidak menutup kemungkinan, hasil autopsi itu bisa mengarah ke tersangka baru.

Pihak kampus ATKP Makassar juga bergeming dengan sanksi skorsing bagi tersangka Muhammad Rusdi. Direktur ATKP Makassar, Agus Susanto mengatakan, sanksi skorsing untuk membantu kepolisian memperlancar proses hukum.

"Menetapkan saudara Muhammad Rusdi diberikan sanksi skorsing sampai dengan adanya kekuatan hukum tetap," tandasnya. (mam/rif-zuk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taruna ATKP Makassar Tewas, Misteri Telepon Tengah Malam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler