jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu meminta penyidik Polda Kalimantan Timur terus mendalami insiden tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Pengusutan kasus itu tidak boleh berhenti hanya pada satu tersangka yakni nakhoda kapal MV Ever Judger berinisial ZD (50).
BACA JUGA: Komisi VII: Pencemar Teluk Balikpapan Harus Ditindak Tegas
MV Ever Judger sendiri merupakan kapal berbendera Panama yang mengangkut batu bara. Sementara itu, ZD merupakan warga Tiongkok yang berperan menurunkan jangkar kapal tepat di bagian kiri dan menyebabkan patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe ke Kilang Balikpapan.
Gus menyebutkan bahwa kawasan itu merupakan objek vital, sehingga tidak dibenarkan kapal berlabuh di perairan itu. Karena itu perlu penyelidikannya harus diperluas.
BACA JUGA: Komisi VII Nilai Kilang Balikpapan Beroperasi dengan Baik
Apalagi dalam rapat di Komisi VII yang dihadiri pihak Polda Kaltim, Bareskrim Polri hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sudah ada kesimpulan untuk mengusut secara tuntas baik pidana maupun perdatanya.
"Ada spesifik juga kami minta untuk diusut siapa itu pemilik kapal. Lalu siapa yang memberikan otoritas untuk kemudian kapal itu lepas jangkar di situ. Jadi tidak berhenti di situ. Menteri LHK pun kami minta untuk menghitung biaya guna merehabilitasi lingkungan yang rusak," kata Gus kepada jpnn.com, Minggu (6/5).
BACA JUGA: Warga Tiongkok Tersangka Minyak Tumpah di Teluk Balikpapan
Khusus kepolisian, politikus Gerindra ini mendesak untuk mengusut siapa pihak-pihak yang bertanggung jawab. Sebab, tidak mungkin orang yang telah ditetapkan tersangka berinisiatif sendiri melemparkan jangkar kapal di lokasi tersebut tanga perintah atasannya.
Lagi pula dia melihat insiden tersebut tidak sesederhana yang terlihat. Apalagi peta lokasi pipa Pertamina yang berada di bawah luat itu telah didaftarkan sehingga setiap kapal besar yang memiliki alat pendeteksi dasar laut bisa mendeteksi keberadaan pipa tersebut.
"Dan alat itu (pada MV Ever Judger) sudah dicoba ternyata berfungsi baik, alat yang dikapal itu. Mestinya mereka tahu ada pipa di bawah. Makanya tidak sesederhana itu. Jangan-jangan ini tidak sekadar kelalaian," tutur ketua DPD Gerindra Sumut ini.
Dia pun menyodorkan data bahwa di Teriminal Lawe-lawe terdapat 7 kilang dengan kapasitas masing-masing 800 ribu barel sehingga, di sana terdapat 5,6 juta minyak mentah. "Ini ada apa di balik ini?" katanya bertanya-tanya.
Itu sebabnya perlu pengusutan secara tuntas sampai kepada siapa pemilik kapal, siapa pemilik batu bara sebagai muatan kapal, sampai pada siapa yang memerintahkannya berlabuh di lokasi insiden.
"Jadi kami mendesak terus kepolisian untuk usut tuntas. Saya yakin bukan hanya itu tersangkanya. Motifnya apa? Apakah memang kelalaian atau unsur kesengajaan. Kalau itu kesengajaan apa tujuannya? Banyak sekali pertanyaan dengan kejadian itu. Masa sih objek vital nasional dikelola kayak amatiran begitu," pungkas dia.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tumpahan Minyak Terkumpul Hingga 800 Karung
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam