JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih melakukan verifikasi untuk mengetahui apakah ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa dan tsunami JepangBeberapa jam pasca gempa 8,8 Skala Richter yang mengguncang negeri matahari terbit, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Muhammad Luthfi langsung memberikan pernyataannya melalui surat elektronik
BACA JUGA: Lihat di Televisi, Warga Aceh Tak Trauma Lagi
"Kami prihatin dengan gempa besar yang menimpa Jepang
BACA JUGA: Wiranto Sebarkan Ilmu dari Soeharto
Kami sedang mendata mengenai keadaan masing-masing WNI," ujarnya melalui surat elektronik kepada wartawan di Jakarta kemarin (11/3).Menurut Lutfi, saat ini terjadi gangguan transportasi, listrik, dan telekomunikasi di sebagian besar Tokyo
BACA JUGA: Wiranto Berharap Bantahan Pemerintah Masuk Akal
Lutfi meminta publik di Indonesia mendoakan keselamatan WNI yang kini berada di Negeri Sakura tersebut"Kami harap seluruh WNI dalam keadaan sehat, selamat serta tetap tenangKami akan terus memberikan update," tuturnya.KBRI Tokyo mengoordinir seluruh staf kedutaan dan keluarganya untuk melakukan pendataan dan dukungan kepada seluruh WNI yang membutuhkanSelain itu KBRI juga telah membuat posko crisis center guna memonitor perkembangan terkini pasca gempa di Miyagi, Jepang.
Lutfi mengatakan, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla yang kini sedang berada di Jepang juga ikut merasakan goncangan gempa tersebutPada saat terjadinya gempa, JK sedang berada di restoran yang letaknya tidak jauh dari KBRIJK sendiri harus berdiri selama dua jam di taman terdekat.
Jubir Kemenlu Michael Tene mengatakan, catatan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebutkan ada 31.517 WNI yang tinggal di JepangDi Tokyo ada sekitar 14 ribu TKI yang terdiri dari 2 ribu pekerja profesional, 3.150 anak buah kapal, dan 2.000 mahasiswaLayanan komunikasi di Jepang sempat hanya berfungsi 20 persen menyusul gempa dan tsunami di negara itu sehingga sulit untuk mendapatkan sambungan telepon"Tapi sudah mulai berangsur-angsur normal dan informasi masih kami update," kata dia.
Seperti diketahui, Pusat Peringatan Tsunami Pasific mengatakan peringatan tsunami pun diluncurkan tidak hanya di Jepang, tapi juga di Rusia, Marcus Island dan juga wilayah utara MarianasPengawasan tsunami pun kini tengah dilakukan di wilayah kepulauan Guam, Taiwan, Filipina, Indonesia dan juga Kepulauan HawaiGempa yang menerjang pada pukul 2:46 waktu setempat berada di kedalaman 10 kilometer, sekira 120 kilometer dari pantai timurWilayah tersebut berada sekira 380 kilometer dari wilayah utara Tokyo.
Luthfi mengatakan, sekitar 414 orang WNI telah dievakuasi tadi malam menyusul gempa dahsyat 8,9 pada Skala Richter tadi siangLuthfi mengakui memimpin proses evakuasi tersebut secara langsung dan KBRI pun membuka nomor kontak darurat dan juga melalui situs jejaring sosial, Facebook dan Twitter.
Sebanyak 414 WNI itu adalah WNI yang tinggal di Iwase (140 orang) dan Miyagi sebanyak 274 orangDari jumlah itu, mayoritas adalah mahasiswa dan tenaga kerja IndonesiaRencananya mereka akan dievakuasi ke Tokyo.
Luthfi membenarkan bahwa komunikasi sempat terputusTelekomunikasi di Jepang pasca-gempa kini hanya 20 persen dari kapasitas normalTelepon KBRI di Jepang kini masih terputusKomunikasi sejauh ini menggunakan telepon seluler, dengan kendala sesekali terputusUntuk memudahkan pendataan WNI, KBRI membuka nomor kontak darurat dan informasi bagi WNI, yakni 81-90-3132-4994KBRI pun membuka komunikasi melalui jejaring sosial Facebook dengan akun KBRI TOKYO, dan akun Twitter, @kbritokyo.
Tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB petugas KBRI sedang dalam perjalanan menuju Iwase dan Miyagi dalam misi pencarian WNIPerjalanan dari Tokyo ke Iwase, diperkirakan menempuh waktu 6 jamTim yang dikirim melengkapi diri dengan sejumlah peralatan untuk memudahkan proses evakuasi.(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HKTI Kubu Prabowo Ultimatum HKTI Tandingan
Redaktur : Tim Redaksi