Lihat di Televisi, Warga Aceh Tak Trauma Lagi

Sabtu, 12 Maret 2011 – 07:46 WIB
PENGUNGSI. Tsunami yang melanda Jepang dan akan berpotensi Tsunami di daerah Papua bagian Utara sesuai dengan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG pusat, menyebabkan warga rela tidur di pinggir jalan di puncak Arfak dengan beralaskan koran FOTO: ANDRE/RADAR SORONG

BANDA ACEH – Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) dan tsunami yang mengguncang Jepang kemarin siang (11/3) tidak membuat masyarakat Aceh trauma seperti sebelumnyaBeberapa tahun terakhir masyarakat di provinsi paling ujung timur Indonesia tersebut dicekam kekawatiran kalau mendengar atau merasakan gempa yang cukup besar

BACA JUGA: Wiranto Sebarkan Ilmu dari Soeharto



Rakyat Aceh (Jawa Pos Group/JPNN) melaporkan bahwa memang sempat beredar isu mengenai gempa besar yang akan mengguncang Sumatera dan Jakarta
Isu itu berembus hanya beberapa jam setelah gempa dan tsunami melanda Jepang.

Meski begitu, sebagian besar warga Banda Aceh bergeming

BACA JUGA: Wiranto Berharap Bantahan Pemerintah Masuk Akal

Mereka tetap saja menjalankan aktivitas keseharian mereka tanpa terpengaruh
Mereka masih percaya dengan tanda sirene tsunami yang dipasang di beberapa titik di kawasan pantai Aceh. 

Kamariah, 45, warga Jeulingke, Banda Aceh, menuturkan bahwa dirinya hanya pasrah dan berdoa

BACA JUGA: HKTI Kubu Prabowo Ultimatum HKTI Tandingan

Tetapi, ibu enam anak itu yakin bahwa kalau terjadi tsunami lagi di Sumatera (baca: Aceh), pemerintah atau pihak berwenang pasti akan mengumumkanKarena itulah, dia bersama suami sudah siaga dengan mengarahkan kendaraan ke jalan keluar dari rumah serta menentukan tempat dan jalan yang akan dilalui’’Jadi, kami tidak panik lagi,’’ tuturnya.

Cut Nurmaghfira, 50, warga Lampaseh Kota, juga senadaNenek lima cucu tersebut menuturkan bahwa dirinya menyaksikan gempa yang terjadi di Jepang lewat televisiDia menyatakan tak merasa waswas lagi dengan kemungkinan datangnya tsunami ke Aceh’’Saya tadi (kemarin) mendengar bahwa di Sumatera bakal terjadi gempa,’’ ujarnya.

Menurut dia, warga Banda Aceh sudah terbiasa dengan gempa sejak terjadi gempa dan tsunami pada 2004Walaupun kerap merasakan guncangan gempa, dia dan keluarganya serta warga di lingkungannya sudah siap siagaBegitu juga bila terjadi gempa besar dan muncul peringatan dari sirene tentang tsunami.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengungkapkan bahwa meski pernah trauma dengan gempa pada masa lalu, saat ini warganya tidak lagi seperti duluSetelah beberapa kali mengikuti simulasi, warga Aceh mulai waspada dan siaga atas ancaman bencana gempa dan tsunami.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tadi malam mencabut peringatan dan ancaman tsunami yang diperkirakan melanda wilayah Indonesia pascagempa dan tsunami di timur JepangLembaga itu semula meramalkan dampak tsunami di Jepang akan terasa di Sulawesi Utara (Sulut), Maluku Utara (Malut), dan Papua.

Berdasar perkiraaan BMKG, tsunami akan muncul di tiga wilayah tersebut sekitar pukul 18.30 WIT–20.30 WIT’’Peringatan dini tsunami akibat gempa dan tsunami di Jepang dinyatakan berakhir untuk seluruh wilayah Indonesia.’’ Demikian pernyataan BMKG tadi malam (11/3).

Stasiun BMKG yang memantau tsunami tersebut berada di Pulau Tahuna, Sangihe, serta Bitung, Sulut dan PapuaNamun, tidak ada tanda-tanda datangnya gelombang besar akibat tsunamiMenurut BMKG, pukul 20.45 WIT tsunami di Indonesia terpantau baru sampai di utara Pulau Halmahera, MalutKetinggian tsunami termonitor hanya 10 cm.

Kendati begitu, peringatan dini BMKG sempat membuat panik warga di sekitar tiga lokasi tersebutWarga di Sorong, Manokwari, dan Kaimana ramai-ramai mengungsi ke daerah lebih tinggiApalagi, sejak sore peringatan untuk mewaspadi tsunami Jepang telah menyebar ke masyarakat melalui pesan singkat (SMS)

’’Hati-hati jam 6 sore berpeluang tsunami dampak gempa Jepang.’’ Demikian isi SMS yang diterima  Radar Sorong (Jawa Pos Group)Begitu pukul 18.00 WIT dan ancaman tsunami tidak terbukti, masuk lagi SMS  lain’’Peringatan tsunami: Jauhi pantai Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi UtaraDiperkirakan tiba pukul  18.00 WIT atau pukul 20.00 WIT akibat gempa di Jepang.’’

Kepala BMKG Sorong Frans Rahawarin juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai dampak tsunami di JepangLewat pesan singkat yang dikirim ke Radar Sorong (Grup JPNN), Frans Rahawarin menulis: Tsunami akibat gempa Jepang Mag 8,9 SR diperkirakan tiba di Sulut, Malut, Papua, pukul 18.35 WIB atau 19.35 WITA atau 20.35 WIT

Dengan menyebarnya SMS peringatan dini itu serta  memantau dahsyatnya tsunami di Jepang lewat televisi, masyarakat pun waspadaSejak sore warga di Sorong berbenah dan bersiap mengungsiPuncak ketakutan warga terjadi pukul 20.00 WITSuasana jalan raya di Kota Sorong berubah menjadi padat.  Banyak motor dan kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sebagai pertanda hendak mengungsiMenjelang pukul 20.30 WIT, suasana kian tegang.

Sambil mengungsi, warga Sorong terus memantau ketinggian laut dari Puncak ArfakMama Henina, warga Kampung Baru, menuturkan bahwa dirinya mengungsi bersama keluarga lantaran merasa waswas akan terjadi tsunami seperti yang ditonton di televisi’’Saya tahu dari televisiLihat banyak warga pergiJadi, saya ikut mengungsi karena takut,’’ katanya.

Selain di Puncak Arfak, banyak warga Sorong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, seperti areal Vihara KlademakSetelah BMKG mencabut peringatan tsunami, warga Sorong meninggalkan lokasi pengungsian

Di Manokwari, peringatan tsunami mengakibatkan kepanikan warga di pesisir pantaiRibuan orang berduyun-duyun menyelamatkan diri atau mengungsi ke tempat yang lebih tinggiKepanikan pun sempat melanda warga pesisir pantai kompleks Borobudur, Fanindi, Wirsi, Sanggeng, serta Wosi dan sekitar, sejak soreSambil membawa barang-barang berharga, mereka berlindung di tempat yang dianggap aman.

Sekitar pukul 20.30 WIT warga kompleks nelayan Borobudur sempat ketakutanPergerakan air laut naik secara tiba-tibaMereka pun lari ke tempat yang lebih tinggi’’Air laut naik secara tiba-tiba dan beberapa orang berteriak ketakutanSemua mengamankan diri,’’ ujar Latami, nelayan asal Buton.

Kepanikan juga terjadi di tempat perbelanjaanSupermarket dan toko-toko tutup lebih awal, seperti  terjadi di Hadi Supermarket dan Department StoreToko-toko yang biasa tutup pukul 21.30 WIT sudah menghentikan aktivitas pukul 18.00 WIT

Di RSUD Manokwari, semua pasien dikeluarkan dari ruang inap ke halamanRumah sakit pemerintah daerah itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantaiKepanikan juga terlihat dari ramainya arus lalu lintasDengan menggunakan mobil dan sepeda motor, warga menyelamatkan diri maupun barang berharga milik mereka’’Saya mau mengungsi di kantor bupati,’’ ujar Audi, warga Pantai Wosi.

Kepala BMKG Manokwari George Leskona tadi malam menyatakan bahwa tsunami tiba di pesisir pantai Manokwari sekitar pukul 20.40 WIT setinggi satu meterMenurut dia, dampaknya tidak terlalu berarti karena kecepatan gelombang air laut rendah’’Gelombang laut hanya naik sebentar,’’ bebernya.

Dia menjelaskan, laju tsunami cukup rendah di Manokwari terjadi karena kecepatan angin menurun’’Kecepatan angin hanya di bawah 10 knotGelombang laut juga ikut menurun,’’ terangnyaBerdasar pantauan terakhir, sekitar pukul 23.05 permukaan air laut yang semula naik setinggi satu meter akhirnya surut

Peringatan tsunami juga membuat panic warga Bitung, SulutBegitu ada informasi dari pemerintah bahwa tsunami akan terjadi di Sulut sekitar pukul 19.00–20.00 Wita, warga mencari perlindungan di wilayah pegunungan.

Berdasar pantauan Manado Post (Jawa Pos Group), di sejumlah wilayah yang dekat dengan pantai warga bergegas meninggalkan rumah masing-masing untuk menyelamatkan diriMereka takut akan bernasib sama dengan saat gempa dan tsunami menghancurkan Aceh dan Nias pada 26 Desember 2004.

’’Setelah mendapat informasi soal kemungkinan tsunami, saya memberi tahu warga supaya waspada,’’ kata Jun Bawotong, warga Madidir Unet, BitungPemerintah Kota Bitung mengimbau warga waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman’’Saya juga meminta warga jangan panikKetika meninggalkan rumah, harap pintu dikunci untuk menghindari pencurian,’’ kata Wali Kota Bitung Hanny Sondakh(reg/nic/lm/emp/jpnn/c4/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penanganan Gempa, Jepang Ahlinya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler