KBRI Tokyo Gelar Seminar Kebijakan Kehutanan Indonesia

Jumat, 06 Juli 2018 – 08:51 WIB
Seminar perubahan kebijakan kehutanan Indonesia yang digelar di Tokyo. Foto: kbritokyo

jpnn.com, TOKYO - KBRI Tokyo menggelar seminar perubahan kebijakan kehutanan di Indonesia bertajuk “Changing Paradigm of Forestry Policy In Indonesia: Toward Promotion of Community-based Sustainable Forest Management”, di Auditorium Universitas Waseda, Tokyo, 28 Juni lalu.

Seminar ini memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Pelaksanaan seminar ini merupakan kerja sama KBRI Tokyo dengan berbagai lembaga/organisasi lainnya seperti Universitas Waseda, Forestry Agency (Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, MAFF), Japan International Forestry Promotion and Cooperation (JIFPRO) dan Japan Forest Technology Association (JAFTA) dan W-BRIDGE (Waseda-Bridgestone Initiative for Development of Global Environment).

BACA JUGA: KLHK Luncurkan Tiga Peta Tematik Indonesia Tahun 2018

Seminar sehari ini menghadirkan 16 pembicara dari berbagai sumber, baik dari lingkup Pemerintah Indonesia (Kementerian LH dan Kehutanan) dan Pemerintah Jepang (Forestry Agency-MAFF), organisasi internasional Jepang (JIFPRO, JAFTA, Institute for Global Environmental Strategies/IGES), kalangan swasta (Sumitomo Forestry, APP Indonesia, YL Forest, PT. Rimba Makmur Utama); dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Belantara Foundation, Tenkawang Network, More Trees, JEEF). Seminar dimoderatori oleh kalangan akademisi Jepang di antaranya dari Universitas Waseda, Universitas Tsukuba, Universitas Nagoya, Kyushu Institute of Technology dan Kyushu University.

BACA JUGA: Beri Hak Kelola Hutan ke Masyarakat, KLHK Diapresiasi MPR

Pelaksanaan seminar dilakukan dengan penyampaian sambutan (Welcome Remarks) oleh Direktur Eksekutif Bidang Hubungan Internasional Universitas Waseda (Prof. Norimasa Morita) dan dibuka secara resmi oleh Wakil Duta Besar RI di Tokyo (Mochamad Abas Ridwan). Selanjutnya seminar dilanjutkan dengan penyampaian Keynote Speakers oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian LH dan Kehutanan (Dr. Hilman Nugroho Ibrahim) dan Wakil Direktur Jenderal Forestry Agency Jepang (Mr. Koji MAKIMOTO) untuk memberikan tinjauan terhadap hubungan bilateral Indonesia-Jepang di bidang kehutanan.

Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Duta Besar RI menyampaikan bahwa Indonesia dapat belajar dari sejarah panjang Jepang dalam mengelola hutannya sebagai role model dimana pengelolaan hutan menjadi sumber penghidupan (Mori wa Chikyu no Takaramono) dan ekonomi masyarakat setempat karena hutan diberlakukan secara proporsional, harmonis dan modern dengan konsep keberlanjutan.

BACA JUGA: Susuri Hutan Mangrove Munjang, Berdamai dengan Alam

Dia menyampaikan, bahwa Jepang merupakan mitra strategis Indonesia, sehingga momentum 60 tahun hubungan bilateral Indonesia Jepang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerjasama bidang kehutanan di masa mendatang dengan tidak lagi mengandalkan bantuan dan kerjasama teknis tapi lebih pada mitra kerja sama yang sejajar dan terpercaya, termasuk juga untuk bekerja sama dalam menangani isu-isu global. Secara khusus, Wakil Duta Besar RI Tokyo menyampaikan terima kasihnya kepada Pemerintah dan Publik Jepang atas bantuan dan kerja sama kehutanan yang telah terjalin selama ini.

Pada sesi Keynotes Speech, Dirjen PHPL Kementerian LHK (Dr. Hilman Nugroho) menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan nyata dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan untuk mengelola dan menjaga hutan.

Kebijakan saat ini lebih ditekankan pada peningkatan hasil hutan bukan kayu, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan kawasan, peningkatan nilai tambah kayu serta pengembangan industri kehutanan untuk menciptakan tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dia menyampaikan pula bahwa hasil kerjasama Indonesia Jepang yang berlangsung selama 40 tahun sejak tahun 1978, telah memberikan arahan kebijakan pembangunan kehutanan, diantaranya melalui proyek-proyek bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA) maupun dari dana keproyekan International tropical Timber Organization (ITTO). Kerjasama ini diharapkan terus dilakukan seiring dengan transformasi kemajuan Indonesia dalam mengelola hutan dan lingkungannya sesuai dengan arah pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Berbagai kerjasama kedepan yang dapat ditingkatkan antara lain kerjasama percepatan Perhutanan Sosial, peningkatan dan pengembangan industri Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), efisiensi teknologi perkayuan, peningkatan infrastruktur Taman Nasional, pengelolaan danau, peningkatan perdagangan kayu legal dan percepatan pembangunan KPH serta kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, termasuk juga pemagangan. 

Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal PHPL Kementerian LH dan Kehutanan secara simbolis menyerahkan Piagam berupa Prangko Edisi Khusus "Tanam dan Pelihara 25 Pohon Seumur Hidup" kepada Wakil Duta Besar RI Tokyo, Universitas Waseda dan Forestry Agency Jepang, yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo sebagai ajakan untuk melakukan kegiatan penanaman pohon minimal 25 pohon per warga untuk seumur hidup yang merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

Angka 25 berasal dari tanam lima batang saat jenjang SD, lima batang SMP, lima batang SMU, lima batang perguruan tinggi dan lima batang saat menikah.

Seminar diisi dengan pemaparan dan diskusi panel pada 4 sesi/tema. Wakil Pemerintah Indonesia yang hadir sebagai pembicara adalah Dr. Rufi’ie (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan, Kementerian LH dan Kehutanan) untuk pemaparan kebijakan pengelolaan hutan lestari untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs); Yuyu Rahayu, (Sekretaris Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK) untuk Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Herudojo Tjiptono (Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat, Kementerian LHK) untuk tema Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat; dan Dody Wahyu Karyanto (Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, KLHK) untuk Pengelolaan Hutan Berbasis Sumberdaya Ekosistem.

Seminar kemudian ditutup oleh Atase Kehutanan KBRI Tokyo (Dr. Riva Rovani) sebagai perwakilan pihak pelaksana KBRI Tokyo. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Gelar Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK  

Terpopuler