Warga Thailand merayakan keberhasilan tim penyelamat mengeluarkan seluruh anggota tim sepak bola remaja Thailand ‘Wild Boar’ dari sebuah gua di Thailand utara, setelah lebih dari dua minggu ke-12 anak laki-laki dan pelatih mereka terperangkap oleh banjir.

Warga di sejumlah kawasan di Utara Kota Chiang Rai Thailand merayakan berakhirnya misi penyelamatan yang dramatis ini dengan membunyikan klakson dan melakukan ‘siaran langsung’ selfie dengan ponsel mereka..

BACA JUGA: Jumlah Pelajar Internasional ke Australia Naik di Tahun 2018

Dibutuhkan tiga operasi misi penyelamatan selama tiga hari bagi tim penyelam professional untuk memandu kelompok anak remaja ini satu demi satu melalui labirin sepanjang 4 kilometer.

Sebagian besar perjalanan menuju pintu masuk gua itu harus melalui air berlumpur yang membekukan yang terbukti menantang bahkan bagi penyelam Angkatan Laut Thailand.

BACA JUGA: Saat Terakhir Sang Profesor Tepati Janjinya dengan Kematian

"Kami tidak yakin apakah ini adalah keajaiban, ilmu pengetahuan, atau apa. Seluruh anggota tim sepak bola ‘babi liar (wild boar)’ itu sekarang sudah keluar dari gua," kata seorang anggota AL Navy SEAL Thailand di Facebook.

"Seluruhnya selamat."

BACA JUGA: Galeri Foto Usaha Penyelamatan Mereka Yang Terjebak Dalam Gua di Thailand

Kepala misi penyelamatan Narangsak Osottanakorn bersorak ketika dia memasuki ruang konferensi pers menyusul berakhirnya misi penyelamatan yang sukses ini yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.

"Kami melakukan sesuatu yang tidak ada seorang pun yang berpikir itu mampu dilakukan," katanya. Photo: jurnalis Thailand ber-selfie dan bergembira usai jumpa pers. (Reuters: Soe Zeya Tun)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengucapkan selamat kepada seluruh personil Angkatan Laut Navy SEAL dan mitra internasional atas upaya penyelamatan mereka.

"Atas nama Amerika Serikat, selamat kepada Angkatan Laut Thailand dan semua yang terlibat dalam misi penyelamatan yang sukses terhadap 12 anak laki-laki dan pelatih mereka dari gua berbahaya di Thailand," kata Presiden Donald Trump melalui akun dia twitter-nya.

"Momen yang indah - semua telah dibebaskan, kerja bagus!"

Warga Thailand juga menggunakan media sosial untuk menunjukkan kegembiraan mereka dengan menggunakan hashtag #Hooyah - kata yang digunakan oleh angkatan laut untuk membangun moral. Hashtag lain termasuk #Heroes dan #Terima Kasih.

"Kalian adalah pahlawan kami!" beberapa menulis ungkapan itu, menuliskan kartun-kartun yang menunjukkan anak-anak dan pelatih mereka dengan lusinan pekerja penyelamat, relawan, dan personel militer.

Rachapol Ngamgrabuan yang tampak emosional, seorang pejabat di kantor pers provinsi Chiang Rai, mengatakan dia "sangat senang melihat semua orang Thailand saling mencintai". Photo: para relawan Thailand bersorak merayakan kabar berhasil dikeluarkannya seluruh anak dari gua Tham Luang. (Kyodo via Reuters)

"Ini adalah peristiwa penting dalam hidup saya. Ini adalah sesuatu yang akan selalu saya ingat," katanya.

"Ada suatu saat dimana saya menangis."

Pada hari Senin, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan dia akan menyelenggarakan sebuah perayaan untuk semua orang yang terlibat dalam upaya penyelamatan multinasional ini.

"Kami akan menyelenggarakan jamuan makan untuk semua pihak," katanya.Obat anti stres bantu penyelamatan Photo: empat anak yang pertama dikeluarkan dari gua

Anak-anak, berusia antara 11 hingga 16 tahun, dan pelatih mereka, Ekapol Chanthawong, 25 tahun, sekarang sedang dirawat di sebuah rumah sakit di kota terdekat di Chiang Mai.

Dokter dan tiga SEAL yang mengajukan diri untuk tinggal bersama tim sepak bola ini juga telah meninggalkan gua.

Staf medis mengatakan delapan anak laki-laki yang dibebaskan dari gua pada hari Minggu dan Senin sudah "sehat dan tersenyum", tetapi dua orang lain kemungkinan menderita infeksi paru-paru.

Staf medis setempat sebelumnya mengatakan hasil penilaian pertama terhadap anak-anak tersebut akan mereka fokuskan pada sistem pernapasan dan tanda-tanda hipotermia, serta infeksi paru-paru yang berpotensi fatal yang dikenal sebagai penyakit gua. Photo: grup kedua dari tim sepak bola yang dievakuasi dari gua

Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan anak-anak itu telah diberi obat anti-kecemasan untuk membantu menyelamatkan mereka.

Ditanyakan pada konferensi pers mingguan jika anak-anak itu telah dibius, dia berkata: "Siapa yang akan membius mereka? Jika mereka dibius, bagaimana mereka bisa keluar? Ini disebut anxiolytic, sesuatu untuk membuat mereka tidak bersemangat, tidak stres." Photo: tim penyelamat berjalan memasuki gua. (AP: Sakchai Lalit)

Hujan paksa tim penyelamat bergerak cepat

Tim sepak bola ini telah menghabiskan seminggu terakhir membangun kekuatan mereka dan belajar menyelam setelah mereka ditemukan di dalam gua oleh penyelam Inggris Senin lalu.

Sejumlah video yang diambil tidak lama setelah mereka ditemukan menunjukkan mereka tampak lemah, kurus dan lelah.

Pelatih itu dalam kondisi yang lebih lemah, setelah mengorbankan bagiannya dari persediaan makanan mereka yang sedikit untuk diberikan kepada anak-anak itu selama sembilan hari sebelum bantuan lebih lanjut tiba.

Tim penyelamat telah merencanakan untuk menjaga tim itu di tempat dimana mereka berada sampai mereka dapat menemukan cara yang aman untuk mengeluarkan mereka - menjaga mereka agar tetap mendapatkan pasokan sampai musim hujan yang berakhir pada bulan Oktober adalah sebuah kemungkinan.

Menyelam melalui goa dianggap sebagai opsi paling berbahaya mengingat anak-anak itu dapat panik ketika berada dibawah air yang sempit selama perjalanan tiga jam menuju mulut goa.

Tetapi hujan lebat memaksa pihak berwenang bergerak cepat ketika air yang naik di dalam gua mengancam akan menenggelamkan gundukan berlumpur yang mereka duduki. Photo: kerabat dari anak yang terperangkap di gua di pintu masuk menuju komplek gua Tham Luang cave. (Reuters: Soe Zeya Tun)

Risiko dari misi untuk membebaskan tim ini mendapat  penekanan pada hari Jumat ketika mantan Angkatan Laut Thailand SEAL meninggal setelah pingsan karena kekurangan oksigen saat meletakkan tangki udara menjelang upaya mengeluarkan tim sepak bola itu.

Petty Officer First Class Saman Kunan, 38, bekerja dalam kapasitas sebagai relawan - salah satu dari ratusan orang di Thailand dan seluruh dunia yang datang untuk membantu upaya penyelamatan ini.

Sembilan belas personel Australia terlibat dalam operasi ini termasuk seorang dokter asal Adelaide Richard Harris, yang memainkan peran penting dalam menilai urutan dari anak-anak tersebut yang dapat meninggalkan gua.

ABC/wires

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Hasil Pilkada Berikan Pertanda Baik Bagi Jokowi di Pilpres 2019

Berita Terkait