Ke Komunitas Utan Kayu, sehari Setelah Ledakan Bom Buku

Mulai Sadar Pentingnya Menyeleksi Tamu-Tamu

Kamis, 17 Maret 2011 – 10:49 WIB

Peristiwa meledaknya bom buku di kantor Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa lalu (15/3), membuat para aktivis di tempat itu mengevaluasi pola pengamanan mereka yang dianggap terlalu longgarPadahal beberapa hari sebelum ledakan terjadi, ada tanda-tanda mencurigakan

BACA JUGA: Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan


 ------------------------------ -----------
 AGUNG-KUKUH-DIAN, Jakarta    
 ------------------------------ -----------
Garis polisi (police line) di sudut kantor Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, itu masih terpasang hingga kemarin (16/3)
Serpihan meja kayu mahoni yang sempat berserakan karena ledakan bom buku pada Selasa lalu (15/3) dibiarkan apa adanya

BACA JUGA: Jika Ada Gadis di Sofa, Itu Plus-Plus

Kedai yang biasa ramai dengan diskusi dan aktivis yang minum kopi itu kemarin sepi



Sebuah mobil Innova mendekat

BACA JUGA: Pijat Biasa Sejam Rp 45 Ribu, Layanan Pemuas Syahwat Rp 100 Ribu

Ulil Abshar Abdalla yang baru sehari lolos dari ancaman bom turun dengan senyum semringahMengenakan baju biru, dia tampak santai berjalan menemui beberapa anggota Komunitas Utan Kayu yang bersiaga di salah satu sudut kantor KBR 68 H

Dia disambut Heru Hendratmoko, direktur produksi KBR 68 H"Gus, hati-hati jalannya, siapa tahu masih ada sisa bom," ujar Heru dengan nada bercandaUlil pun tertawaJaringan Islam Liberal (JIL) didirikan Ulil dan sejumlah anak muda lainnya sekitar 2001Banyak pihak yang mengapresiasiTapi, tidak sedikit pula yang mencibir bahkan menghujat

Ulil menceritakan, sejak 2002, kritik keras bahkan hujatan terhadap dirinya sudah banyak dialamatkanNamun, tidak sampai pada ancaman fisikTermasuk, misalnya, hingga munculnya fatwa bahwa JIL menyimpang dan darah Ulil halal hukumnya"Itu masih biasa dan wajar karena sebatas wacanaBahwa wacana itu sudah seharusnya dihadapi juga dengan wacana," ungkap Ulil

JIL pun tetap eksis hingga tahun-tahun berikutnyaPada 2005, Ulil meninggalkan tanah air untuk menyelesaikan program doktoral ke ASSaat itu, menantu Wakil Rais Am Syuriah PB NU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut sudah tidak menjabat koordinator JILJabatan itu diemban Hamid BasyaibKegiatan-kegiatan JIL selama ini cukup beragamMulai jaringan penulis liberal, talk show di Kantor Berita Radio (KBR) 68 H, diskusi-diskusi bulanan maupun kerja sama dengan lembaga lain, hingga penerbitan buku

Di antara program-program yang ada, acara talk show di Kedai Tempo setiap Sabtu memang yang paling menonjolTerutama saat almarhum Gus Dur masih aktif menjadi narasumber hampir setiap minggu hingga menjelang wafat"Gerakan semacam JIL harus tetap ada, tidak boleh kalah hanya karena ancaman," tegas Ulil

Sebelum peristiwa meledaknya bom buku pada Selasa lalu (15/3), sempat ada aktivitas mencurigakan yang diduga dilakukan orang luar di kawasan Utan KayuHeru Hendratmoko menuturkan, dirinya mendapat laporan bahwa ada mobil mencurigakan yang keluar masuk kawasanMereka, kata dia, terdiri atas beberapa orangSalah seorang di antara mereka bahkan sempat memotret situasi di sekitar kantor beberapa kaliKarena dianggap biasa, tidak ada yang curiga"Baru ada cerita begini setelah ada kejadian (bom buku meledak)," ujarnya kepada wartawan kemarin (16/3).

Dia menuturkan, setelah kejadian bom buku itu, pihaknya bakal lebih berhati-hatiKalaupun ada indikasi serupa, mereka akan melapor ke petugas keamanan agar ada tindak lanjut"Jangan sampai terjadi lagi," tegasnya.

Juru Bicara KBR 68 H Ade Wahyudi menambahkan, pasca bom buku itu, sistem keamanan kantor akan diperketatMulai seleksi tamu hingga upaya preventif"Ledakan bom ini menunjukkan bahwa masih banyak kelemahan dalam sistem keamanan kamiSistem keamanan kami harus diperketat agar tidak sampai terulang," katanya.

Di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) kemarin, para karyawan beraktivitas seperti biasaBahkan, saat pagi, para karyawan dikumpulkan agar waspada namun tetap tenangJuga, agar semua aktivitas kantor tetap berjalan sebagaimana mestinya"Semua berlangsung seperti biasaYang penting tidak mengganggu TKP," jelasnya.

Sementara itu, hingga kemarin, Kasatreskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), JakartaBeberapa polisi, baik yang berseragam maupun berpakaian preman, pun turut berjaga-jaga di Gedung Kencana RSCMMemang, di gedung anyar di sebelah barat gedung utama RSCM itulah Dodi dirawatTepatnya di kamar 411 di lantai 4

Sebelumnya, begitu terkena ledakan yang menghancurkan tangan kirinya, Dodi langsung dilarikan ke RSCMBeberapa saat setelah tiba di RSCM, tim dokter yang menangani Dodi langsung mengambil langkah besar"Tadi malam (15/3) kami melakukan operasi untuk mengamputasi tangan Dodi," ungkap dr Dohar Tobing di RSCM kemarin

Dokter spesialis ortopedi itu merupakan salah seorang anggota tim dokter yang menangani DodiMenurut dia, operasi amputasi tersebut dilakukan beberapa jam setelah Dodi tiba di RSCM

Menurut dia, operasi selama 2,5 jam itu berlangsung lancarBagian yang diamputasi adalah di bawah pergelangan tangan kiri DodiMenurut Dohar, amputasi tersebut perlu dilakukan untuk menghindarkan infeksi lantaran terkena material dalam bom"Selain itu, tangannya sudah hancurJadi, tidak bisa diperbaiki lagi," jelasnya.

Saat ditanya kemungkinan menggunakan tangan palsu, Dohar pun menyatakan kemungkinan tersebut sangat besarNamun, yang pasti, pemasangan tangan palsu harus menunggu kondisi tangan Dodi benar-benar baik dan harus ada persetujuan dari keluarga

Yang jelas, hingga kini, pihaknya belum membicarakan kemungkinan pemasangan tangan palsu tersebut kepada pihak keluargaSebab, fokus tim dokter dan keluarga saat ini adalah penyembuhan serta pemulihan tangan Dodi

Kondisi Silvana Said, istri Dodi, pun semakin baikSetelah sempat shock dan beberapa kali pingsan begitu mengetahui suaminya menjadi korban bom buku, pagi kemarin Silvana sudah bisa diajak berkomunikasi oleh tim dokter"Tadi pagi saya berbincang dengan istrinya," ujar salah seorang dokter ICU Rudiyanto ketika ditemui di ruang bedah utama RSCMSekitar pukul 08.00, Silvana kembali ingin melihat kondisi terakhir alumnus Akpol 1995 tersebut di ruang ICU (sebelum dipindah ke Gedung Kencana)

Rudiyanto mengungkapkan, Silvana sudah tenang meski masih tampak shock, apalagi begitu melihat tangan suaminya sudah diamputasiNamun, kata dia, Dodi yang juga sudah sadar dan kondisinya semakin baik itu meminta istri dan keluarganya tetap tabah serta tenang

Berdasar pantauan Jawa Pos, beberapa pihak terus berdatangan untuk menjenguk dan memberikan dukungan kepada DodiSekitar pukul 14.00, rombongan ibu Bhayangkari Polda Metro Jaya pun datang dengan bus khusus milik Polda Metro Jaya

"Mereka hanya ingin membesuk dan memberikan dukungan kepada Dodi serta keluarga," kata Kapolres Jakarta Timur Kombespol Saidal Mursalim saat ditemui di Gedung Kencana

Menurut dia, kondisi Dodi yang menjadi anak buahnya sejak tiga bulan itu sudah membaikDia pun menuturkan, sebenarnya Dodi adalah anak buahnya yang bisa diandalkanDi mata Saidal, Dodi merupakan polisi yang rajin, ulet, dan tekun

Tapi, mengapa dia berusaha menjinakkan bom sendiri" "Mungkin itu insting dia di lapangan," jawab SaidalDia menegaskan, sebagai Kapolres, dirinya tidak pernah memerintah Dodi untuk menjinakkan bom tersebutSaidal mengaku mendapat laporan bahwa ada bom di wilayahnya pukul 14.30"Saya langsung perintahkan untuk memasang police line dan mengevakuasi warga, namun jangan sampai menimbulkan kegaduhan," ungkapnya.

Dia pun menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memerintah anak buahnya untuk menjinakkan bom ituNamun, saat ditanya apakah Dodi telah ceroboh, dia tidak menjawab dengan tegas"Kan sudah ada tim yang menginvestigasiKita tunggu saja," ujarnya(aga/kuh/dyn/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepak Bola Jepang setelah Diguncang Gempa dan Tsunami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler