jpnn.com, MALANG - Gempa yang mengguncang Kabupaten Malang, Sabtu (10/4) menyisakan duka mendalam buat Wahyudi.
Warga Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang itu tak mengira, guncangan lindu yang dirasakan telah membuat rumahnya ambruk dan juga menyebabkan kakeknya meninggal dunia.
BACA JUGA: Gubernur Khofifah Pastikan Semua Biaya Perawatan Korban Gempa Malang Ditanggung Pemerintah
Kakeknya, Munadi (80) meninggal dunia tertimpa tiang penyangga rumah.
Saat Radar Malang mendatangi kediaman mendiang yang berada di RT 12/RW 03, Desa Wirotaman, Ampelgading, Minggu (11/4) siang, masih terlihat reruntuhan dua rumah yang kondisinya mengenaskan.
BACA JUGA: Begini Analisis Peneliti Bencana ITS soal Gempa Malang
Bangunan rumah ambruk menyisakan rangka atapnya saja.
Sementara di halaman depan berdiri tenda kecil tempat Wahyudi, cucu korban beristirahat malam tadi.
BACA JUGA: 8 Orang Meninggal dan Ribuan Rumah Rusak Akibat Gempa Malang, Begini Rinciannya
“Waktu kejadian gempa saya sedang bekerja di Pal Tirtoyudo, dan pada kejadian itu saya telepon ke rumah, tetapi tidak ada jawaban,” kata dia.
Wahyudi pun bergegas pulang dan mendapati rumah orang tua dan juga kakeknya rata dengan tanah.
“Sudah hancur, dan saya tahu kakek berada di ruang tengah, dekat dapur,” ungkap dia.
Saat ditemukan, Munadi dalam kondisi tak bernyawa dengan posisi duduk di depan meja kecil, tertimpa tiang.
Wahyudi masih ingat, pagi sebelum berangkat kerja sempat menanyai sang kakek barangkali menitip sesuatu untuk dibeli.
Si kakek memang sering menitip sesuatu.
Namun, anehnya pagi itu si kakek tak menitip apa-apa.
“Biasanya menitip permen, rokok atau keperluan lain kalau saya berangkat kerja,” kata Wahyudi.
"Namun kemarin pagi, kakek tak ingin apa-apa," imbuhnya.
Munadi dikenal sebagai orang yang ramah kepada tetangga. “Apik orangnya, dia sering sambangi tetangga,” ujarnya. (biyan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Adek