NIKITA Mirzani belakangan menghebohkan publik. Wanita 29 tahun ini pada Kamis (10/12) malam ditangkap petugas Bareskrim Polri di sebuah hotel di kawasan Thamrin, Jakarta. Ibu dua anak itu diduga terlibat dalam prostitusi online.
Lantas apa yang sebenarnya terjadi pada Kamis malam? Benarkan ada transaksi tawar menawar di kamar hotel? Berikut petikan wawancara reporter JPNN.com Yessy Artada dengan Nikita Mirzani, Senin (14/12).
BACA JUGA: Dianggap Korban, Nikita Mirzani Bakal Dapat Duit
Hallo Niki, bagaimana kabarnya setelah penangkapan kemarin?
Baik-baik aja, sehat.
BACA JUGA: Polisi Bertingkah...Lawan!
Kabarnya kamu syok atas penggrebekan tersebut?
Aku nggak syok, kalau ditanya nyesel atau nggak. Aku jawab nggak. Kalau ditanya sedih, pasti sedih ya. Kalau nangis, pasti nangis, Niki kan manusia biasa karena Niki harus jaga perasaan keluarga dan anak-anak.
BACA JUGA: Mau Kabur? Silakan Berhadapan dengan Buaya
Kenapa nggak syok?
Karena aku nggak melakukan itu sama sekali. Jadi, apa yang perlu disyok-in.
Janjian dengan siapa di hotel malam itu?
Aku memang janjian sama orang, tapi bukan untuk tawar menawar.
Janjian sama Ahmad Dhani?
Kalau janjian sama Mas Dhani lain lagi, bukan di hotel itu, tapi masih di sekitar Thamrin. Aku sampai di hotel jam 8 malam. Mas Dhani bilang “gimana kalau diundur besok di Ritz Calton meetingnya, sekalian aku (Dhani) ada acara di sana”. Akhirnya aku janjian sama Cici.
Cici itu siapa?
Cici itu Vera, dia kerja di salah satu asuransi di Jakarta. Pernah nawarin Niki asuransi beberapa kali. Tapi nggak tahu sekarang dia dimana, orangnya juga menghilang gitu aja. Entah kemana, ke gunung atau ke hutan mana.
F dan O siapa?
Nggak tahu, aku nggak kenal sama sekali. Punya kontak nomornya juga nggak. Bisa dicek di handphone Niki.
Kalau nggak kenal kenapa mau dikasih kamar hotel?
Saat aku nunggu Cici di restoran, F dan O ini datang ke aku. Dia bilang, kenal sama Cici. Katanya kalau capek aku disuruh nunggu di kamar. Mereka kasih aku kamar. Ya udah ditawari kamar kosong, ya kenapa enggak. Niki polos-polos aja, nggak kepikiran macam-macam anaknya. Kebetulan Niki mau ganti baju, jadi sekalian.
Ganti baju? Mau kemana?
Jadi waktu itu aku lagi dapat (haid), baju aku sampai tembus (kena haid, red). Kan nggak enak, mau janjian sama orang tapi bajunya kayak gitu. Makanya aku ganti baju di kamar.
Jadi apa yang terjadi di dalam kamar?
Aku nggak ngapa-ngapain, nggak ada transaksi, nggak ada transferan uang ke puluhan juta ke rekening Niki.
Tarif Rp 65 juta itu benar?
Itu dia, kenapa cuma Rp65 juta, segitu mah murah. Masa aku lebih murah dibanding artis baru, beda Rp15 juta lagi. Dikit amat bedanya. Nggak segitulah, nggak masuk akal, ya 500-600 juta lah.
Maksudnya mau kalau ada yang nawar Rp 600 juta?
Ya, Insya Allah. Uang segitu banyak siapa yang nggak mau. Niki nggak mau munafik ya.
Kabarnya kamu lagi butuh uang banyak?
Niki memang butuh uang, buat bayar sekolah anak Niki di sekolah internasional. Boleh dicek biaya sekolah di sana berapa. Tapi nggak sampai jual dirilah, kalau jual barang iya. Tas Niki, Niki jual.
Dituding terlibat prostitusi online?
Mau dibilang PSK dari mana? Ada film Niki sekarang yang lagi tayang. Tahun depan ada dua film lagi. Kalau mau curiga jangan Niki, Niki mah gini-gini aja. Ada kok artis baru yang baru syuting besoknya langsung bawa mobil ganti-ganti. Yang jelas aku nggak seperti itu. Kalau aku prostitusi, mana buktinya? Rumah aku masih kredit 10 tahun lagi. Aku juga nggak bermewah-mewahan, mobilku cuma satu, cuma itu aja. Jadi apa yang mau dicurigain?
Tanggapan keluarga gimana?
Mereka percaya sama aku. Mereka tahu aku orangnya kayak gimana, mereka tahu aku kerjaannya seperti apa. Yang aku pikirin cuma perasaan keluarga dan anak-anak aku gimana. Beruntung aku punya keluarga yang nggak pernah ninggalin aku.
Merasa dijebak dalam penggrebekan itu?
Dibilang jadi target operasi, mungkin karena saat itu aku ada di tempat yang salah aja. Niki ini kan jadi sasaran empuk bagi semua. Aku jadi pihak yang dirugikan, mereka yang diuntungkan, aku nggak dapat apa-apa. ***
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2016, Shio Macan Banyak Cerai
Redaktur : Tim Redaksi