Kebijakan BBM Dorong Kenaikan Harga Produk

Senin, 25 Juli 2011 – 10:50 WIB

JAKARTA - Industri rumah tangga dan skala miko kecil dan menengah diperkirakan kian tertekan akibat kebijakan di sektor BBMsecara luas, dampak tersebut bakal menyebar di tingkat ritel, yakni adanya kenaikan harga barang terutama di luar jawa.

Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan dampak kebijakan bbm tersebut akan dirasakan industri skala rumah tangga dan UMKM yang memanfaatkan solar sebagai sumber energi dalam kegiatan produksi

BACA JUGA: PTPN II Terbitkan Obligasi Seharga Rp 250 Miliar



"industri yang menggunakan solar akan mengalami tekanan kenaikan harga produksi," katanya, Minggu (24/7)
Oleh karena pasokan solar sendiri mengalami kelangkaan

BACA JUGA: Menteri BUMN Lempar ke Manajemen

Kendati ada, industri harus membeli dengan harga tinggi sehingga ujung-ujungnya biaya produksi bakal membengkak.

Dikatakan, industri menengah dan besar mengalami kondisi berbeda dan lebih terjamin dalam mendapatkan pasokan BBM
Karena, mereka sudah memiliki kontrak pengadaan dengan Pertamina untuk BBM industri

BACA JUGA: BNI Syariah Tak Revisi Target

sedangkan, industri rumah tangga dan UMKM untuk mendapatkan BBM dengan cara bebas.

"Dengan kata lain tidak melalui pertaminaNah itu berarti akan mendapatkan BBM dengan harga yang tinggi akibat kelangkaan dan pembatasan," tandas Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia ituKondisi tersebut berpotensi mendorong kenaikan harga barangDicontohkan, saat ini kenaikan harga terjadi di tingkat ritel terutama daerah luar Jawa.

Serta patut disoroti pada bulan ini dimana menjelang puasa dan lebaranMenurut Franky, persoalan tersebut diperparah dengan infrastruktur di daerah yakni belum maksimalnya pelayanan penyeberangan"Dengan demikian tidak mengimbangi kenaikan volume barang yang didistribusikan, karena biasanya ada kenaikan 20-30 persen menjelang bulan puasa dan lebaran," ucap dia.

Ditambah, kelangkaan BBM mengakibatkan jumlah angkutan pengiriman barang mengalami penurunanSeperti di Kalimantan Timur dan Lampung untuk angkutan antar kota yang biasanya dua kali sehari menjadi tinggal sekali sehari"Tarif pengiriman barang meningkat dan terjadi keterlambatan distribusi barang," urai dia

Dia melanjutkan, harga bahan pokok di daerah pun meningkatOleh karena itu, kalau kondisi tersebut tidak segera ditangani maka memungkinkan harga barang bahan pokok dan produk industri kian melonjak(res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Saham Tetap Di Jalur Positif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler