Menteri BUMN Lempar ke Manajemen

Senin, 25 Juli 2011 – 06:01 WIB

JAKARTA – Menteri BUMN, Mustafa Abubakar mengaku tak mau turut campur dan menyerahkan penyelesaian ancaman mogok terbang Asosiasi Pilot Garuda pada 28 Juli depan kepada pihak manajemenTuntutan para pilot itu terkait perbedaan gaji pilot lokal dan asing yang belum dipenuhi manajemen

BACA JUGA: BNI Syariah Tak Revisi Target

"Tentu saja rencana mereka itu mengganggu, tetapi saya kira manajemen Garuda akan bisa mengatasi permasalahan internalnya," kata Mustafa di Jakarta


Permasalahan di Garuda itu, lanjutnya, tidak perlu dilaporkan kepada Kementerian BUMN

BACA JUGA: Bursa Saham Tetap Di Jalur Positif

Sebab, Mustafa menilai hal itu bisa diselesaikan secara internal manajemen
"Tidak perlu lapor, biar mereka yang atasi

BACA JUGA: Produksi Listrik Tumbuh 6,3 Persen

Kami ikut perkembangannya sajaSaya kira, mereka akan segera atasi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir menegaskan, seharusnya Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan yang memegang kendali maskapai pelat merah ini wajib memberikan sanksi kepada manajemen Garuda, bila aksi mogok terjadiSanksi ini sangat penting dan strategis karena tidak berupaya menyelesaikan masalah yang timbul, malah manajemen Garuda Indonesia terkesan membiarkan dan tidak punya kepedulian dan kemampuan mengatasi konflik yang terjadi.

Menurut Husna, aksi mogok terbang yang dilakukan pilot Garuda Indonesia pada 28 Juli nanti akan merugikan penumpangBahkan, berdampak merosottnya layanan masyarakatApalagi jadwal aksi mogok berdekatan dengan bulan puasa saat banyak masyarakat akan menyempatkan berkunjung ke kampung halaman untuk menghormati para leluhur"YLKI mengharapkan konflik di maskapai Garuda Indonesia tidak berdampak terhadap penumpangYLKI meminta konflik di maskapai milik pemerintah ini segera diselesaikanJika tidak penumpang juga dirugikan," katanya.

Ia menambahkan, memperjuangkan hak itu sah-sah saja, namun perlu mempertimbangkan bagaimana dengan hak-hak konsumen yang lainSelain memperhatikan hal tersebut, dari pihak manajemen sendiri harus bisa mengantisipasi dan memastikan, tak ada gangguan dalam pemberangkatanTerutama bagi mereka yang sudah beli tiket

Sementara di pihak Garuda menyatakan, bahwa manajemen Garuda siap duduk bersama dengan pilot guna mencari solusi di antara kedua belah pihakPresiden Komunikasi Korporat Garuda Indonesia, Pujobroto menjelaskan, penerbang asing yang direkrut Garuda tersebut hanya bersifat temporary atau sementaraSesuai ketentuan perusahaan, Garuda menerapkan ketentuan kepegawaian bagi karyawan berstatus pegawai tetap, dan pegawai kontrak.

Kepada para penerbang yang bekerja secara sementara, diterapkan ketentuan kepegawaian sebagai karyawan kontrakKarena berstatus sebagai karyawan kontrak yang hanya dalam periode satu tahun, mereka menerima penghasilan yang lebih besarHanya saja, mereka tidak menerima berbagai benefit lain seperti asuransi kesehatan pensiun, uang masa kerja, uang pensiun, jumlah cuti yang lebih sedikit dan lain lain, yang diterima oleh para pilot berstatus pegawai tetap

"Keberadaan penerbang asing pun sebenarnya juga mempercepat jenjang karir pilot Garuda, di mana dari kopilot menjadi kapten, sebelumnya 18 tahun menjadi hanya 9,7 tahun," tutur Pujo dalam siaran persnyaDi samping itu, sebelumnya juga telah dilaksanakan pertemuan sosialisasi antara manajemen dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengenai pilot asing sebagai program bridging (bersifat sementara), dan hal tersebut telah disepakati untuk dilaksanakan

Saat ini, sistem total reward yang diterima karyawan dan pilot Garuda telah sesuai dengan harga pasar (close to market)Di mana sebelumnya Garuda telah melakukan benchmark ke perusahaan-perusahaan penerbangan internasional lainnyaSebagai bagian dari program quantum leap, Garuda memang tengah mengembangkan armadanya, dan jumlah armada Garuda pada 2015 akan mencapai 154 pesawat

Untuk memenuhi kebutuhan penerbang, sejalan dengan kedatangan pesawat baru yang dipesan, Garuda telah melaksanakan kerja sama dan merekrut penerbang- penerbang baru dari sekolah penerbangan seperti PLP Curug dan Bali International Flight Academy"Namun, mengingat para penerbang baru yang direkrut masih memerlukan pendidikan lanjutan sebelum mengoperasikan pesawat, maka Garuda merekrut penerbang yang telah siap mengoperasikan pesawat, termasuk penerbang asing," katanya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntaskan Revisi Laporan Keuangan Akhir Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler